
Suami Kunci Kewarasan Isteri || Oleh Endah Sayani
PENTINGNYA peran suami dalam rumah tangga, jangan salahkan istrimu jika ia mudah marah, membentak anak, emosi meluap-luap. Bisa saja ini penyebabnya dari emosi terpendam yang belum selesai dengan suaminya dan pada akhirnya anak jadi korban.
⠀ ⠀
Suami adalah pemegang kunci kebahagiaan dan kewarasan seorang istri. Perkataan dan perilaku suami sangat mempengaruhi jiwa dan raga seorang isteri. Seorang isteri membutuhkan bahu suami untuk bersandar, perhatian dan semangat dari suami untuk merawat anak-anaknya dengan baik.
Penyebab stress tertinggi pada seorang isteri itu karena perilaku suaminya. Bukan dari anak, mertua atau saudaranya, seorang isteri sanggup mengurus anak yang rewel dan nakal seharian penuh, tapi dia tak sanggup jika suami mengabaikannya. Terlebih ketika seorang suami memarahi dan menghinanya.
Istri adalah tulang rusuk yang bengkok, kalau dipaksakan lurus dia akan patah. So, perlakukan istrimu dengan baik, berilah istrimu kasih sayang sepenuh hati,
Lalu lihatlah, dia akan sangat siap menjalani hari seberat apapun. Jangan lupa haluskan tutur katamu para suami dan selalu beri perhatian jangan sekali-kali berkata kasar kepada isterimu.
Menjaga kewarasan suami dan istri sangatlah penting dan sangat berdampak besar bagi kehidupan anak
Jangan lagi anak yang menjadi korban, karena cukup banyak kasus bapak atau ibunya depresi tapi anaknya yang jadi korban.
Namun, kunci kewarasan suami juga ada pada istrinya sendiri. Maka, coba tanyakan pada pasangan masing-masing “Apa yang harus kita lakukan agar kewarasannya terjaga?”
Mulai saat ini jangan hanya menuntut pada pasangan tapi cobalah memberi juga.
Bekerjasamalah dengan baik untuk menjaga keharmonisan rumah tangga, karena tujuan kita dipasang-pasangkan agar hati menjadi tentram.
Suami yang smart tahu apa yang harus dilakukan dan pastinya mengenali karakter istri, begitu juga sebaliknya.
Jika keegoisan yang dikedepankan maka kehancuran dan air mata yang didapatkan
Sebagai pasangan suami istri hendaklah saling menjaga perasaan masing-masing, saling mencintai, menyayangi dan menghargai satu sama lain agar hidup rukun dan damai.
Tidak ada manusia yang sempurna kita semua memiliki kekurangan dan kesalahan maka dari itu kekurangan pasangan bisa dijadikan pelajaran dan wajib bagi kita untuk saling mengingatkan agar rumah tangga tetap dalam ritme yang berimbang.
Bila faham tak ada gading yang tak retak, lalu mengapa berharap kesempurnaan.
Tak satupun yang luput dari kesalahan, meski khilaf menjadi alasan.
Dan bukan lantas tak ada kebaikan.
Karena Dia Telah Meniscaya banyak kebaikan di antara sedikit kekurangan.
Hanya sedikit saja, bukan seluruhnya.
Jadilah pasangan yang saling mengisi, semoga jadi inspirasi. *****
Editor: Agatha