2025-05-25 7:31

Aksi Kekerasan Warnai Pengurus Vihara, Didepak Paksa Keluar dari Rumah Ibadah Umat Budha

Share

HARIAN PELITA — Sekumpulan umat Budha menjalani sembahyang diluar pagar Vihara. Wajah duka terlihat, menatap bangunan telah digunakan selama 21 tahun, dikunci oleh segerombolan orang, Kamis sore (22/9/2022).

Bangunan Vihara tiga lantai tampak berdiri kokoh, diatas tanah 300 meter, di lingkungan perumahan Green Garden Jakarta Barat. Posisi lokasi Vihara dengan bentuk rumah, begitu strategis di komplek rumah elit itu.

Setiap hari berbagai kegiatan diadakan. Baik buat ibadah, maupun berbagai aktifis sosial.

“Kita tidak bisa lagi lakukan sejak Kamis kemarin. Semua orang didalam dipaksa keluar dengan kasar,” papar Shirley.

Saking kasarnya, seorang pengurus wanita Vihara bernama Michele biru lebam di badannya. Baik di tangan maupun di kaki. Setelah diseret paksa keluar, terkena benturan benda tumpul.

Begitu juga beberapa barang didalam rumah belum diambil pengurus. Baik mobil operasional yayasan Vihara Vihara Metta Karuna Maitreya masih di garasi, maupun uang sumbangan jamaah dalam brankas lebih dari 100 juta rupiah. Dan berbagai barang keperluan kerja yayasan.

“Kejadiannya begitu singkat. Kebetulan saat itu, saya sedang pesan mobil melalui aplikasi online. Lebih dari lima orang kulit hitam masuk ke dalam rumah (Vihara). Saya dipaksa keluar dengan cara sangat kasar. Meski sudah bertahan, mereka semprot saya dengan air agar bisa keluar,” kenang Michele menunjukkan tangan dan kakinya biru lebamnya.

Tindakan itupun dilaporkan ke Polres Jakarta Barat. Namun sepanjang yang diketahui pengurus Vihara, polisi tidak maksimal melakukan tindakan memberi bantuan.

Dijelaskan Shirley, masalah Vihara merupakan ikut campur tangan anak pemilik tanah. Padahal ibunya telah menghibahkan tanah tersebut, untuk kegiatan ibadah.

“Semasa hidupnya, Bu Amy ditahun 2001 menghibahkan tanah miliknya buat Vihara. Lalu dibuatkan sertifikat kepemilikan tanah untuk dikelola pengurus Yayasan,” ujar Shirley.

Lalu pengurus melakukan upaya mencari dana membangun Vihara. Dari uang jamaah umat Budha, akhirnya berdiri bangunan 3 lantai.

Tidak ada masalah apapun dalam perjalanan. Bahkan ibu Amy memutuskan tinggal dan sampai meninggal di rumah Vihara karena sakit.

Barulah masalah mulai muncul. Salah satu anak almarhum, yakni Bu Elly yang juga salah satu pengurus Vihara, menyoalkan
kepemilikan Vihara. Sehingga ditahun 2017, mulailah berbagai masalah perebutan Vihara gencar dilakukan anak almarhum.

“Herannya kok muncul sertifikat lagi. Sementara kita juga punya sertifikat. Kita
juga punya bukti tanah ini dihibahkan oleh almarhum (Bu Amy),” heran Shirley.

Surat tanah / sertifikat atas nama ibu Amih Widjaja di berikan hibah ke pada yayasan Vihara Metta Karuna Maitreya

Ia tidak habis pikir tindakan, yang dilakukan Bu Elly, atas warisan orangtuanya yang telah dihibahkan. Bahkan menganggap tindakan yang dilakukan selama ini sebagai pembenaran.

“Lihat saja spanduk yang terpasang, semua pengurus dijadikan tersangka”. ●Redaksi/Satria

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *