
Benarkah Pemilu 2024 Akan Curang?, Itu Dibahas di DPR RI
HARIAN PELITA — Koordinatoriat Wartawan Parlemen (KWP) bekerja sama dengan Biro Pemberitaan DPR RI menggelar diskusi Dialektika Demokrasi dengan tema “Benarkah Pemilu 2024 Akan Curang?”, Kamis, (29 September 2022) di Ruang Media Center MPR/DPR/ DPD RI,Gedung Nusantara III Kompleks Parlemen Senayan Jakarta.
Sebagai narasumber Anggota DPR RI F-PDI Perjuangan,Masinto Pasaribu, Anggota DPR RI Fraksi Partai Demokrat Herman Khaeron, Ketua Bawaslu RI Rahmat Bagja dan Ketua Umum Partai Kebangkitan Nusantara I Gede Pasek Suardika (virtual), Pengamat Politik Pangi Syarwi Chaniago.
Herman Khaeron mengatakan, pertama saya kira jangan berspekulasi dengan situasi politik, karena sesuatu yang jauh dari kebenarannnya, nanti akan membuat situasi menjadi gaduh.
Saya ingin meluruskan saja bahwa apa yang disampaikan oleh Pak SBY sebetulnya dalam ruang yang tertutup, internal, tanpa media meski pada akhirnya bocor dan menjadi konsumsi publik dan sebetulnya ya tidak perlu ada yang merasa kemudian harus pasang badan.
Harus kita berdebat dengan itu, tinggal maknai saja ucapan itu, karena ucapan yang disampaikan pernyataan Pak SBY itu adalah pernyataan sebagai pendiri, penggagas, Ketua Majelis tinggi partai Demokrat, orang tua kami bersama berbicara kepada anak-anaknya, ini perlu perlu dimaknai di situ dulu, imbuh Khaeron.
Kedua pernyataannya berisi ya bahwa ada informasi dan Pak SBY termasuk orang yang tidak menyampaikan informasi asal-asalan, pasti informasi itu valid dan terkonfirmasi atau diklarifikasi.
Karenanya menyampaikan ada informasi, namanya informasi, ada informasi yang memiliki indikasi bahwa Pemilu presiden bukan pemilu curang, bukan pemilu presiden akan disetting hanya dua calon oleh pihak mereka, tidak menyebutkan nama
Pada waktu saya ketemu dengan Bang Masinton di salah satu media, saya nanya, enggak ada bang, kita menyatakan kepada Bang Masinton nga ada.
Tapi ya kalau yang bisa melakukan itu, semua pasti tahu siapa yang bisa melakukan itu.Ketiga, bisa saja, bisa itu kan bisa terjadi, bisa tidak terjadi, sama dengan kata dapat, dapat terjadi atau dapat tidak terjadi, bisa menimbulkan Pemilu tahun 2024 itu tidak jujur dan tidak adil.
Karena prinsip dalam pemilu itu kan luber-jurdil, langsung umum bebas rahasia jujur dan adil, justru yang sekarang lebih langsung lagi dibandingkan dengan orde baru, karena langsungnya hanya untuk pemilu legislatif. ●Red/Yadi