2025-05-24 15:32

Pengamat: Pembangunan BTS Tingkatkan Kesejahteraan dan Taraf Hidup Masyarakat

Share

HARIAN PELITA — Timor Barat Research Center (TBRC) kembali melakukan penelitian tentang dampak pembangunan BTS Bakti Kementerian Komunikasi dan Informatika terhadap kehidupan ekonomi dan sosial masyarakat desa

Direktur Timor Barat Research Center
TBRC Andrey Santoso mengatakan
,Bank dunia mencatat, akses internet di Indonesia belum merata hingga 2019. Pasalnya, masih ada kesenjangan koneksi internet bagi pengguna dewasa berusia 15 tahun ke atas di daerah perkotaan dan perdesaan.

Secara rinci, hanya 36% masyarakat dewasa di perdesaan yang sudah menikmati internet. Sementara, masyarakat dewasa di perkotaan memiliki cakupan yang lebih masif hingga 62% internet semakin meningkat, terutama di pulau-pulau besar Indonesia.

Andrey menyebutkan, berdasarkan data Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), ada sekitar 15 ribu desa, akses internetnya buruk, bahkan masih cukup banyak yang belum terjangkau internet.

▪︎Metodologi
Survei yang dilakukan oleh Timor Barat Research Center mengikuti metodologi survei sebagai berikut:

Metode penarikan sampel: Multistage random sampling dengan
Jumlah responden 900 Warga Desa yang desa sudah terpasang BTS Bakti Kominfo di luar pulau Jawa dan Margin of error ± 3% pada tingkat kepercayaan 95%)
waktu penelitian ini dilakukan sejak 6-20 Oktober

Validasi data: Perbandingan karakteristik demografis dari sampel yang diperoleh dari survei dengan populasi yang diperoleh lewat warga desa yang desa sudah terbangun BTS yang didasarkan pada jumlah BTS Bakti Kominfo yang sudah terbangun dari data data yang di publish oleh Kominfo

Sementara itu lima temuan survei TBRC adalah dari 900 Responden yang menjadi objek penelitian ditemukan bahwa sebanyak 38,7 persen belum mengetahui manfaat dari internet, meski di desanya baru saja dibangun base transceiver station (BTS) 4G.

Sementara sebanyak 21,6 persen mengetahui manfaat dari internet dimana di desanya baru saja dibangun base transceiver station (BTS) 4G dan menggunakan ponsel untuk mengunakan layanan internet dan sebanyak 39,7 persen tidak mengerti manfaat internet dan tidak memiliki atau mengunakan ponsel

Andrey mengungkapkan, dari 900 responden yang diteliti ditemukan bahwa sebanyak 19,2 persen responden masih mengunakan ponsel yang masih mengunakan jaringan 2G dan sebanyak 18,7 persen sudah mengunakan ponsel yang masih mengunakan jaringan 4G sedang sebanyak 62,1 persen tidak memiliki ponsel

“Artinya hasil temuan ini menunjukan bahwa Layanan internet atau data masih menjadi barang mewah bagi warga yang tinggal di daerah terdepan, terluar dan tertinggal (3T), ” kata Andrey dalam keterangan tertulisnya, Rabu (26/10/2022).

Andrey menjelaskan, didapati bahwa 18,7 persen Warga desa dari 900 responden yang mengunakan ponsel 4G menyatakan bahwa mengatakan bahwa BTS 4G yang dibangun oleh BAKTI ini banyak memberi manfaat. ●Red/IA

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *