
Perencanaan Liputan! || Catatan Kamsul Hasan
SERU juga round up soal Menteri BUMN dan Toilet berbayar di SPBU Rp 2.000 sekali menggunakan.
Mereka yang pernah UKW muda harus membuat rencana liputan. Antara lain boleh melakukan pengembangan berita atau round up kasus yang sedang populer.
Membaca sejumlah round up pada berbagai media saya tertarik dengan tulisan kontributor PR, Aris Muhammad Fitrian dengan judul “Penjaga Toilet Pulang Kampung, Mereka Menganggur (Lagi), yang meliput di Desa Kiarajangkung dan Desa Sundakerta, Tasikmalaya, Jawa Barat.
Berdasarkan bahan tulisan itu saya kembali pada rencana liputan UKW.
1. Tema tulisan ini ; Toilet sarana umum SPBU harus gratis.
2. Topik ; Akibat toilet SPBU gratis, ribuan pekerja mulai pulang kampung.
3. Arah pemberitaan atau framing ? Kemana framing kontributor PR dengan membuat berita seperti Ini ?
A. Menyelamatkan tenaga kerja, penjaga toilet, dengan mendukung uang kebersihan, ditarik dari konsumen.
B. Mendukung toilet gratis tetapi Karyawan yang selama ini kerja pada “Raja Toilet” dipekerjakan oleh SPBU dan digaji dari laba usaha pokoknya.
* Framing beritanya belum jelas
4. Pemilihan Nara sumber, harus berimbang. Nara sumber di sini tidak berimbang, seharusnya pengemudi yang biasa gunakan toilet SPBU, menjadi Nara sumber atau masyarakat lainnya.
Namun tiba-tiba ada hal menarik, “nongol” sebuah CV beserta pemiliknya yang mengaku mengelola 50 toilet SPBU COCO atau DODO mitra Pertamina.
Dua Nara sumber itu adalah satu pihak, orang-orang yang selama ini menikmati pungutan pada toilet umum, saya jadi yakin framing berita ini “A” (mungkin tidak disadari).
5. Daftar pertanyaan kepada masing-masing Nara sumber wartawan diminta membuat daftar pertanyaan.
#. Saya ingin nitip pertanyaan hanya untuk kontraktor toilet ;
1. Berapa jumlah tenaga kerja terserap pada 50 toilet yang Bapak kelola?
2. Bagaimana sistem ikatan kerjanya antara CV Bapak dengan pihak SPBU dan dengan penjaga toilet.
3. Bagaimana Bapak memantau pengguna toilet dan berapa ratus orang dalam seharinya?
4. Apakah ada penghasilan setiap toilet Rp 400 ribu per hari atau setara 200 pengguna?
5. Apakah bapak setiap harinya bisa mengantongi bersih Rp 200 ribu atau Rp 6 juta per toilet.
6. Boleh atau tidak, Bapak disebut “Raja Toilet” dengan penghasilan Rp 10 juta perhari ?
▪︎Rapat Redaksi
Simulasi ini bukan hanya menguji kemampuan wartawan muda dalam membuat rencana usulan liputan tetapi juga menguji kemampuan wartawan madya untuk melihat sudut pandang lain dan kecerdasan wartawan utama.
Bila pada Rapat Redaksi 1 antara wartawan muda dan wartawan madya, akan terlihat kemampuan wartawan muda mendalami materi yang diusulkan dan menjawab pertanyaan redaktur.
Pada rapat ini juga diuji kemampuan melihat sudut pandang lain dari yang ditawarkan wartawan muda.
Bila wartawan muda sudut pandang lokal, hanya soal tenaga kerja pulang kampung akibat kebijakan toilet SPBU, wartawan madya harus mampu mencari sudut pandang lain termasuk mengatasi masalah ketenagakerjaan itu.
Rapat Redaksi 2 antara wartawan madya dan wartawan utama, di sini akan dilihat bagaimana wartawan madya menangkap intisari rapat redaksi 1 dan mempertajam untuk diputus redaksi.
Pada Rapat Redaksi 1 terungkap selain ;
1. Penjaga toilet pulang kampung
2. Ada CV pengelola yang mengaku memiliki 50 lokasi pada SPBU COCO dan DODO
* Bagaimana rapat redaksi 2 melihat bahan ini apakah ;
1. Apakah bahan di atas bisa dikembangkan dalam bentuk, berita mendalam atau feature
2. Apakah bahan di atas bisa dijadikan petunjuk untuk menyusun rencana investasi, liku-liku bisnis recehan yang perputaran tinggi
3. Apakah pro dan kontra Toilet Umum SPBU berbayar bisa dititip pada tajuk rencana sebagai sikap redaksi? ●Penulis Ahli Pers