2025-05-31 11:50

Gonjang Ganjing Orasi Politik AHY Panaskan Situasi Politik, Proyek Mercusuar Jokowi Tak Berdampak ke Wong Cilik

Share

HARIAN PELITA — Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menilai proyek-proyek mercusuar Presiden Joko Widodo (Jokowi) tak berdampak pada rakyat kecil alias wong cilik.

AHY mulanya menyoroti krisis dunia yang tengah terjadi. Ia juga menilai Indonesia sedang menghadapi masalah ekonomi yang sulit lantaran keuangan negara tak terkelola dengan baik. Menurutnya, anggaran negara terlalu banyak digunakan guna membiayai proyek-proyek infrastruktur.

Proyek tersebut, sebut dia, tak berdampak pada rakyat kecil, “Anggaran terlalu banyak digunakan untuk membiayai proyek-proyek mercusuar yang tidak banyak berdampak pada kehidupan wong cilik, tidak banyak berdampak pada saudara-saudara kita yang termasuk kategori miskin dan tidak mampu,” kata AHY dalam pidato politiknya di Tennis Indoor Senayan, Jakarta, Selasa (14/3/2023) silam.

Seperti dikutip dari Bintangbintang.id, AHY mengatakan Indonesia tengah menghadapi masalah ekonomi yang sulit lantaran keuangan negara tak terkelola dengan baik.

Menurutnya, anggaran negara terlalu banyak dipakai untuk membiayai proyek-proyek infrastruktur yang tak berdampak pada rakyat kecil.

Ia menyebut imbas dari banyaknya anggaran yang dipakai untuk proyek itu membuat utang Indonesia naik tiga kali lipat.

“Menurut Kementerian Keuangan, di awal 2023 ini angkanya mencapai Rp7.733 Triliun. Belum lagi utang BUMN yang semakin menggunung sebesar Rp1.640 Triliun,” ujarnya.

AHY menilai Indonesia kesulitan membayar utang karena keuangan negara juga tengah menghadapi tekanan. Ia menyebut rakyat yang bakal menanggung utang lewat pajak yang dibayarkan.

Putra sulung Mantan Presiden RI Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY) tersebut menilai pemerintahan saat ini membuat kondisi ekonomi Indonesia semakin sulit karena pembangunan proyek mercusuar yang banyak menelan anggaran. 

“Masalahnya bukan hanya krisis global, persoalan ekonomi kita semakin rumit karena keuangan negara tidak dikelola dengan baik.

Anggaran terlalu banyak digunakan untuk membiayai proyek-proyek mercusuar yang tidak berdampak pada kehidupan wong cilik (orang kecil),” katanya.

Sementara di sisi lain terjadi defisit anggaran di pemerintah tetapi ditutupi dengan utang. Bahkan menurut AHY saat ini utang Indonesia meningkat tiga kali lipat.

“Dalam setahun terakhir ini kenaikan utang pemerintah mencapai tiga kali lipat. Menurut Kemenkeu di awal 2023 angkanya mencapai 7.733 triliun, belum lagi utang BUMN yang semakin menggunung sebesar 1.640 triliun, faktanya pula rasio utang negara semakin tinggi,” kata AHY.

Dengan tingginya utang tersebut, menurut AHY, Indonesia akan semakin sulit untuk melakukan pembayaran. Disamping itu jika utang tersebut dibebankan pada pemerintah selajutnya maka hanya akan membuat keadaan semakin sulit. Pemerintah yang akan datang tidak akan leluasa membiayai pembangunan nasional.

Sebelumnya, AHY menyinggung persoalan ekonomi yang disebut melanda Indonesia, salah satunya karena banyak pembangunan yang dilakukan pemerintahan Joko Widodo atau Jokowi tak berdampak bagi rakyat. AHY menuturkan, ini jelas membenani anggaran negara.

“Anggaran terlalu banyak digunakan untuk membiayai proyek-proyek mercusuar yang tidak banyak berdampak pada kehidupan wong cilik, tidak banyak berdampak pada saudara-saudara kita yang termasuk kategori miskin dan tidak mampu,” kata AHY.

Sebagaimana telah diberitakan secara luas, Jokowi gencar melakukan pembangunan infrastruktur yang meliputi jalan tol, jalan nontol, bandara, pelabuhan, bendungan, hingga irigasi sejak menjabat 2014 lalu. Jokowi berambisi untuk masif dalam pembangunan infrastruktur sebagai fondasi bagi Indonesia berkompetisi dengan negara lain.

Berdasarkan catatan ada 17 ruas jalan tol sepanjang 410 km yang sedang dalam proses pembangunan. Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian PUPR menargetkan proyek itu selesai tahun ini. Sejumlah contoh proyek tol itu, antara lain jalan tol kawasan Jakarta-Bogor-Depok-Tangerang-Bekasi (Jabodetabek) sepanjang 101,6 km, jalan tol non-trans 115,8 km, dan jalan Tol Trans Sumatera 192,4 km.

Kemudian, beberapa bandara yang masih dalam proses pembangunan atau akan dibangun, di antaranya Bandara Kediri, Bandara Nabire Baru, dan Bandara Bali Utara. Pelbagai proyek kereta api menjadi fokus pemerintah antara lain kereta api akses Bandara Baru Yogyakarta-Kulon Progo dan Kereta Api Jakarta-Surabaya. ●Redaksi/HarianPelita

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *