HARIAN PELITA —- Muktamar NU yang sedianya digelar selama tiga hari yakni 23-25 Desember, berubah menjadi hanya dua hari yaitu 22 hingga 23 Desember 2021.

Dalam waktu tinggal beberapa hari itu, seluruh keluarga besar dan Nahdiyin diseluruh Tanah Air sudah memiliki pemimpin baru yang diharapkan dapat membawa perubahan dan memiliki manajerial untuk mengelola NU kearah yang lebih baik.

Untuk itu, tokoh muda NU, Abdul Hamid Rahayaan mendesak agar PPATK dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) , sebelum penyelenggaraan Muktamar dimulai dapat mengumumkan sumber dana dan aliran dana ketiga kandidat calon Ketua Umum PBNU.

Ketiga calon itu adalah, KH Said Aqil siraj, Gus Yahya dan KH As’ad Said Ali.

Hal itu menurut Hamid perlu dilakukan agar publik dan warga NU mengetahui sumber dana atau asal dana yang digunakan untuk konsolidasi dan sosialisasi dan transaksi lainnya sebagai calon Ketum PBNU sejak setahun yang lalu sampai saat ini.

Jika terdapat transaksi yang mencurigakan oleh salah satu kandidat sambut Hamid, maka apabila telah terpilih sebagai Ketua Umum PBNU, hal itu akan sangat merugikan NU yang dampaknya mengakibatkan NU tersandera dan citranya buruk ditengah tengah masyarakat.

“Oleh karena itu sebelum pelaksanaan Muktamar NU kami sangat berharap PPATK maupun KPK untuk menjelaskan asal dana dan aliran dana dari ketiga kandidat calon Ketum PBNU tersebut demi kebaikan NU, warga NU, maupun kebaikan bersama, ” kata Hamid Rahayaan kepada Harian Pelita pada Jumat 17 Desember 2021.

“Hal ini perlu kami sampaikan mengingat adanya kecurigaan bahwa konsolidasi untuk pemenangan calon Ketua Umum PBNU menggunakan anggaran yang sangat besar dan patut dicurigai. Sehingga sebelum terlambat citra dan nama baik NU rusak ditengah masyarat, sebaiknya kita berharap kepada PPATK dan KPK untuk dapat mengungkapkan sumber dana dan aliran serta transaksi lainnya dari ketiga kandidat, ” ujar Hamid.

Sebab kata Hamid, pihaknya tidak ikhlas sebagai warga Nahdliyin jika untuk mendapatkan jabatan sebagai calon Ketua Umum PBNU menghalalkan segala cara yang pada akhirnya membawa kemudharatan bagi NU.

“Saya mengharapkan kesadaran dari seluruh pimpinan cabang dan pimpinan wilayah NU dan juga peserta Muktamar agar terhindar dari transaksi- transaksi yang sumbernya mencurigakan untuk menjaga nama baik NU. Hal ini penting untuk saya kemukakan agar NU dan semuanya terhindar dari fitnah dan tantangan yang lebih besar yang merugikan, ” ungkap tokoh muda NU Indonesia Timur ini.

“Kita do’akan Muktamar berjalan lancar dan menghasilkan pemimpin yang amanah dan berintegritas, menjadi pemersatu dan perekat bagi warga Nahdliyin dan berguna bagi Rakyat Indonesia, ” tutup Hamid Rahayaan. ●Red/Zulkarnain