
Sekdis Dikbud Lomtim Buka Implementasi Kurikulum Mulok Daerah Sasak
HARIAN PELITA — Bimtek implementasi kurikulum muatan lokal Sasak Daerah Kabupaten Lombok Timur jenjang Sekolah Dasar Lingkup Kecamatan Labuhan Haji pada Kamis, 20 Juli 2023 dibuka Sekretaris Dinas (Sekdis) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Lombok Timur ( Lotim) Yulian Ugi Listianto.
Dia mengaku kagum karena baru pertama kali membuka Bimtek yang dibuka dengan Paduan suara lagu Daerah Sasak. Dan kegiatan Bimtek Muatan lokal semacam ini memang baru pertama kali dilaksanakan dilingkup UPTD Kecamatan Labuhan Haji.
Kegiatan yang yang diinisiasi oleh Karyatul Aini, S.Pd selaku Kanit UPTD Kecamatan Labuhan Haji memang patut diapresiasi.
Harus diakui bahwa tidak mudah untuk melakukan kegiatan semacam ini ujarnya. Dia meminta kepada Kanit UPTD Labuhan Haji dan jajarannya agar tetap melestarikan budaya daerah khususnya seni-seni daerah agar ditingkatkan dan dikembangkan agar bisa menjadi studi guru bagi kecamatan-kecamatan lain dan juga studi guru bagi kabupaten-kabupaten lain.
Dirinya juga menyampaikan beberapa poin penting yang satu poin penting yang saya kira harus menjadi perhatian serius para guru.
Dia meminta para Kepala Sekolah untuk mendorong guru-gurunya agar mengikuti seleksi Calon Guru Penggerak (CGP),agar Lombok Timur dan khususnya Kecamatan Labuhan Haji guru penggeraknya lebih banyak.
Ketua Panitia Bimtek Implementasi Kurikulum Muatan Lokal Daerah Sasak Kabupaten Lombok Timur Jenjang Sekolah Dasar Lingkup Kecamatan Labuhan Haji Mulyadi, S.Pd menjelaskan bahwa Bimtek ini diikuti oleh bapak ibu guru dan kepala Sekolah dari 35 sekolah yang ada di Kecamatan Labuhan Haji.
Masing-masing sekolah mengutus 2 peserta dan total berjumlah 71 peserta. Dan para bapak ibu guru nanti akan difasilitasi oleh para budayawan sasak yang sudah lebih dulu menyusun kurikulum Mulok untuk disampaikan kepada peserta dan nanti diteruskan kepada peserta didik di sekolah.
Lebih jauh ketua panitia berharap dengan diangkatnya tentang budaya sasak paling tidak dipahami oleh peserta didik bahwa banyak budaya sasak yang hilang dan anak-anak masa kini tidak mengenal budaya daerahnya.
Dan nantinya kita bisa menanamkan kecintaan anak-anak bangsa kepada budaya nenek moyangnya. dan siap mengimplementasikan budaya sasak di satuan pendidikan. ●Red/Pan