
Pilihlah Sesuai Hatinuranimu || Catatan Nazar Husain
GENCARNYA puja puji calon presiden belakangan ini membuat dunia maya bagai “ajang penghinaan” dan “ajang pembunuhan karakter” dari nitizen untuk para calon pujaannya. Terlintas sangat mengerikan!.
Padahal sebagai warga negara yang baik, kita boleh berbeda pilihan, tetapi jangan lontaran hinaan kepada calon presiden terlalu kasar. Pilihlah dengan hatinurani, siapa pun pilihanmu. Sesuai budaya Indonesia; ramah, santun, dan saling menghormati.
Tapi apa yang terjadi, kita terlalu “mendewakan” pilihan sehingga memunculkan kebencian, hinaan yang sangat kasar. Bahkan terkesan “menjual” harga diri demi satu pilihan, terlintas terlalu dipuja.
Padahal kita hanya memilih calon presiden saat tiba waktunya nanti. Hanya mencoblos, kemudian pulang ke rumah menunggu hasilnya; siapa yang terpilih. Tidak ada sangkut pautnya dengan “balasjasa” dengan presiden terpilih. Kemudian kita dijamin hidup sejahtera, kan nggak!.
Kita juga–rakyat biasa–tak masuk dalam lingkaran presiden terpilih? Jauh diluar lingkaran pemerintahan. Kenapa mesti ngotot membela? Tugas kita hanya memilih yang terbaik, mencoblos sesuai hatinurani, bukan memaksakan kehendak “harus pilihan kita yang terpilih”.
Kita bukan orang terdekat dengan presiden terpilih, jauh dari panggung pemerintahan, tak ada jaminan begitu presiden jagoan kita terpilih, kita tetap mencari makan buat keluarga, dengan seribu kewajiban hidup. Pusing sendiri, kudu hidup dengan penghasilan, bukan hidup dengan pemberian “sang calon presiden”. Logikanya itu.
Makanya, berhentilah ngotot memilih sang calon presiden, cukup datang ke TPS, coblos yang terbaik, lalu kembali bekerja buat keluarga. Itu..!!. ****