2025-06-01 15:44

Undira Gelar Konferensi Internasional Bertajuk Energi Ramah Lingkungan

Share

HARIAN PELITA — Baterai menjadi utama dan menjadi kunci dari teknologi untuk menuju net zero emission (NZE). Di Indonesia sendiri terkait dengan baterai, menjadikan kendaraan bermotor bertenaga listrik menjadi program Presiden Joko Widodo. Hal itu dalam rangka mengurangi ketergantungan energi fosil dan beralih ke energi ramah lingkungan.

Universitas Dian Nusantara (Undira) menggelar Konferensi Internasional bertajuk Mempercepat Transisi Energi Bersih Menuju Nett Zero Emition di Hotel Grand Sahid Jakarta, Kamis (03/08/2023) dihadiri pembicara dari Dinas Pertambangan dan Energi serta peserta dari berbagai perguruan tinggi negeri dan swasta di Jabodetabek.

Rektor Universitas Dian Nusantara Prof Dr H Suharyadi, MS berharap masyarakat paham dengan kebijakan zero emission dan melaksanakan program tersebut.

Menurutnya, insentif yang diberikan oleh pemerintah akan sia-sia, jika tidak dibarengi dengan kesadaran masyarakat tentang pentingnya energi ramah lingkungan.

“Masalah penyampaian ke masyarakat tentang pentingnya itu bukan hanya semata-mata perpindahan menjadi energi listrik, tetapi berkontribusi terhadap zero emisi tadi. Kalau emisinya itu semua masyarakat menggunakan kendaraan maupun peralatan lain yang tidak berpolusi, maka sejarah seluruh dunia itu menjadi bersih,” kata Prof. Suharyadi kepada awak media di sela acara konferensi.

Suharyadi menjelaskan, sesuai dengan pernyataan Sekjen Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), sekarang ini dunia tidak lagi menghadapi global warming, tetapi sudah memasuki global boiling.

Dimana terjadi panas yang luar biasa di dunia, dengan jumlah korban yang luar biasa besar. Ia mengaku, jika kondisi tersebut tidak segera diatasi, maka akan sangat berbahaya.

“Itu kondisi sekarang. Sekian puluh tahun yang akan datang kalau tidak ada perbaikan-perbaikan di dalam penggunaan energi yang terbarukan. Maka dikawatirkan akan berbahaya dan lebih parah lagi. Ini untuk mengantisipasi masa depan,” Imbuhnya.

Untuk itu, lanjutnya, pihaknya berharap kampus-kampus lain seperti ITB, ITS, UGM, UI dan lainnya, bersama-sama dengan para ahlinya dan fasilitas yang dimiliki untuk tergerak melakukan sosialisasi dan memberikan kontribusi percepatan terwujudnya zero emission.

“Kita juga akan mengkomunikasikan kepada masyarakat melalui disiplin ilmu sosial, sosial ekonomi, politik, lingkungan dan lainnya. Ini makanya, seminar sekarang ini, multi-disiplin yang harus bicara dari bidangnya masing-masing,” tuturnya.

Sementara itu, Pendiri National Battery Research Institute (NBRI), Prof. Dr. rer. nat. Evvy Kartini mengatakan, pentingnya standar kompetensi terkait baterai dan kendaraan listrik. Menurutnya, meskipun telah disahkan oleh Kementerian Ketenagakerjaan, Desember tahun lalu, namun tidak banyak masyarakat yang mengetahui tentang hal tersebut.

Standarisasi baterai kendaraan listrik, menyeragamkan ukuran maupun output-nya. Itu pada gilirannya akan memudahkan masyarakat yang menggunakan kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB). ●Redaksi/Rls07

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *