2025-05-31 7:27

Wardjoko SH, Loper Koran Melangkah Pasti Menuju DPRD DKI Jakarta

Share

HARIAN PELITA — Ini, mungkin akan menjadi salah satu penambah inventarisasi kisah inspiratif di Indonesia dari seorang masyarakat ‘akar rumput’ menuju gedung di Kebon Sirih nomor 18, Gambir, Kecamatan Gambir, Kota Jakarta Pusat.

Dialah Wardjoko SH, laki-laki biasa yang didaulat menjadi Calon Anggota Legislatif (Caleg) Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi DKI Jakarta dari Partai Persatuan Persatuan Pembangunan (PPP).

Ya, Wardjoko SH yang baru-baru ini menjadi mantan Ketua Rukun Warga (RW) 04, Kelurahan Karet Kuningan, Setiabudi, Jakarta Selatan ini dipercaya oleh PPP dan sudah tercatat dalam lembaran negara dalam Daftar Calon Tetap (DCT) Anggota DPRD DKI Jakarta yang telah ditetapkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Republik Indonesia (RI) untuk pemilu 2024 pada Jumat, (3/11/2023) silam.

Mendapat nomor urut 5 (lima) Wardjoko SH siap mengabdi di Daerah Pemilihan (Dapil) 7 (tujuh) meliputi Kecamatan Setiabudi, Kebayoran Baru, Kebayoran Lama, Pesanggrahan dan Cilandak, Jakarta Selatan.

Ini bukanlah kampanye. Tapi ini adalah cerita ‘Loper Koran’ seorang laki-laki biasa yang menjalani karirnya dari bawah yang diamanahkan untuk mewakili aspirasi sebagian masyarakat Jakarta Selatan pada pemilu 2024.

Sejak namanya resmi masuk dalam DCT caleg dari PPP, laki-laki kelahiran Palembang 60 tahun yang lalu ini menunjukan kepatuhannya terhadap peraturan Komisi Pemilihan Umum (PKPU) Nomor 10 Tahun 2023, Pasal 11 Ayat (2) huruf b yakni, “Mengundurkan diri sebagai kepala desa, perangkat desa, atau anggota badan permusyawaratan desa yang dinyatakan dengan surat pengunduran diri yang tidak dapat ditarik kembali.

Beradasarkan PKPU tersebutlah Wardjoko resmi mengundukan diri dari jabatannya sebagai ketua RW 04, Kelurahan Karet Kuningan, Jakarta Selatan dan siap berkontestasi dalam pemilu 2024.

Sebuah sikap kesatria sebagai warga negara yang patuh terhadap peraturan dan perundang-undangan sudah Dia buktikan. Sikap ini mungkin tak diikuti oleh sebagian ‘orang’ yang juga memiliki kesempatan yang sama dalam Kontestasi pada pemilu 2024 mendatang.

“Alhamdulillah, usai tercatat di DCT, surat pengunduran diri dari jabatan sebagai ketua RW 04 saya serahkan dan diterima lurah Karet Kuningan. Dalam berjuang kita harus berkomitmen dan patuh peraturan yang sudah ditetapkan,” papar sarjana hukum ini di kediamannya, Jalan Pedurenan Masjid IV, Jakarta Selatan, Kamis, (23/11/2023).

Kini, Wardjoko SH hanya berstatus sebagai kepala keluarga di rumahtangganya yang dirajut bersama sang istri, Darmawati sejak tahun 1990.

Perjalanan menjadi Caleg DPRD Provinsi DKI Jakarta, tak semudah membalikan telapak tangan. Banyak aral melintang yang harus dilalui, termasuk perjalanan kisah hidupnya.

Sejak kecil, bapak beranak 5 (lima) ini sudah terlihat bakat kepemimpinannya dan kegigihannya dalam mengarungi kerasnya kehidupan Jakarta.

Wardjoko SH kecil selalu diminta menjadi ‘inisiator’ oleh teman-temannya untuk menentukan meski hanya dalam jenis permainan dan menjadi tempat curhat ketika ada temannya yang mengadu karena dimarahi oleh orangtuanya.

Menginjak masa sekolah inilah, perjuangan dan kegigihannya dalam menajalani kehidupan mulai di tapaki Wardjoko.

Menjadi Loper Koran
Sedari Sekolah Dasar (SD) Wardjoko SH menjadi pengantar korang alias loper koran dari salah satu agen koran di daerah tempat tinggalnya.

Usai sholat subuh, Wardjoko SH muda harus menempuh perjalanan puluhan kilometer pergi dan pulang dengan mengayuh sepeda onthel warisan sang ayah (Dawud, Almarhum) untuk mengantar koran untuk para langganannya di kawasan, Setiabudi, Tebet, Kemang, Manggarai, Pancoran dan wilayah lain di Jakarta Selatan dan Jakarta Pusat.

Usai mengantar koran, barulah Wardjoko SH berangkat ke sekolah dan menimba ilmu pengetahuan di SDN 01, Karet Kuningan, Setiabudi, Jakarta Selatan

Kehidupan keras Wardjoko SH ini membuatnya gigih dan bertanggungjawab atas dirinya sendiri dan adik-adiknya.

Duit recehan rupiah, upah hasil penjualan koran, Dia kumpulkan untuk sekedar ‘sangu’ sekolah adik-adiknya.

“Keluarga saya bukan berasal dari keturunan ‘Sultan’ yang tak bakal kesulitan masalah keuangan. Saya berasal dari keluarga sangat sederhana, inilah yang membuat saya bertekad mencari rejeki dan menjadi pengantar koran alias loper koran,” tutur lulusan SMPN 67, Minangkabau,SMAN 43 Setiabudi, Jakarta Selatan ini berkisah.

Menjadi seorang loper koran tak membuat jebolan S1, Fakultas Hukum, Universitas Islam Attahiriyah tinggal diam. Dirinya terus menambah wawasan dan ilmu pengetahuan dari berbagai jenis koran yang dibawanya. Berbagai surat kabar dibacanya sampai habis satu demi satu.

“Setiap ada kesempatan saya baca tuh semua berita yang ada di koran. Bahkan kalau ada berita penting dan artikel yang bagus saya gunting dan saya jadikan kliping,” tambah ayah dari Alfi Dinka Wada Utama, Nurul Izzati Wada Utama, Nabilah Wada Utama, Nabihah Wada Utama, Muhammad Farras Wada Utama.

Sederet Jabatan Kemasyarakatan
Meski seorang loper Koran, pengabdian dirinya dalam bidang kemasyarakatan ini bukan kaleng-kaleng. Sederet jabatan kemasyarakatan pernah diemban dan dijalankannya dengan baik.

Dimulai menjadi Sekretaris RT 014/04, Karet Kuningan, Setiabudi Jakarta Selatan, Kakek dengan 5 (lima) cucu ini selalu menjadi tempat diskusi sang ketua rt untuk menata lingkungannya. Prestasi gemilang mendampingi sang ketua RT dalam penataan lingkungan di daerah tempat tinggalnya, membuat laki-laki dengan rambut belah pinggir ini didapuk menjadi ketua RW 04, Kelurahan Karet Kuningan, Kecamatan Setiabudi.

Selain menjadi ketua RW 04, Wardjoko juga penah menjadi ketua Dewan Kelurahan (2001), anggota LMK, MPKT Kecamatan Setiabudi, dan menjadi pengurus ranting NU Karet Kuningan, Jakarta Selatan.

Menjadi Anggota Dewan Kota

Sekali merengkuh dayung, dua tiga pulau terlampaui. Pepatah inilah yang menjadi acuan Wardjoko dalam menyusuri kisah kehidupannya.

Wawasan dan ilmu pengetahuan akademik yang didapatkan dari sekolah di padupadankan dengan pengetahuan umum yang Ia dapati dari artikel, informasi dan berita dari surat kabar alias koran. Al hasil, pengetahuan disegala bidang kemasyarakatan yang mumpuni serta jiwa kepemimpinan yang dimiliki mengantarkan pria dengan rambut belah pinggir ini menjadi anggota Dewan Kota (Dekot) untuk wilayah Kota Administrasi Jakarta Selatan.

Anggota Dewan Kota periode 2003 – 2013 ini, terkenal sangat dekat dengan masyarakat dan memahami permasalahan yang ada di masyarakat. Sehingga selain menjadi anggota dekot, Wardjoko juga terpilih dan menjabat sebagai Ketua RW 04 Kelurahan Karet Kuningan, Setiabudi, Jakarta Selatan selama 2 (dua) periode.

Keberhasilan menjalankan program-program pemerintah kota Jakarta Selatan selama mengemban sejumlah jabatan kemasyarakatan ini membuat Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Persatuan Pembangunan (PPP) DKI Jakarta H Saiful Rahmat Dasuki memasukan nama Wardjoko dalam daftar 106 Bakal Calon Legislatif (Bacaleg) ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI, Jakarta Pusat pada Kamis, (11/5/2023).

Gayung bersambut, Wardjoko kini menjadi Caleg DPRD Provinsi DKI Jakarta dapil 7 dari Partai berlambang Ka’bah pada pemilu 2024. ‘Dibawah Ka’bah Melangkah Satu Tujuan’ serta ‘Niat untuk Ibadah’, menjadi semboyan pria lulusan SMPN 67, Minangkabau, Setiabudi, Jakarta Selatan.

Diamanah baru inilah, alumni SMAN 43, jalan Minangkabau Dalam, Menteng Atas, Kecamatan Setiabudi, Kota Jakarta Selatan ini akan mengabdi dan mewakafkan dirinya untuk mewakili dan menyampaikan aspirasi masyarakat se-Kecamatan Setiabudi, Kebayoran Baru, Kebayoran Lama, Pesanggrahan dan Cilandak di DPRD Provinsi DKI Jakarta.

Cerita Wardjoko sang Sarjana Hukum ini mungkin tak mengharu biru seperti film ‘Children of Heaven’ (1997). Tapi cukup sebagai kisah inspiratif seperti seorang pemuda dari Yogyakarta di film ‘Sang Pencerah’ (2010). Wardjoko hanya ingin seperti sosok KH. Ahmad Dahlan yang bisa menebarkan kebaikan dan bermanfaat bagi masyarakat melalui sebuah cerita inspirasi untuk mereka yang ingin bangkit maju dalam memangun kehidupan yang lebih baik untuk keluarga, bangsa dan negara Republik Indonesia.

“Karena sebaik-sebaiknya manusia adalah yang bisa memberikan manfaat untuk orang lain. Mohon doa dan dukungan dari semuanya. Jika nanti terpilih Insyaa Allah saya jalankan Amanah tersebut dengan sebaik-baiknya,” pungkas penyuka minuman kopi ‘ginastel” (legi, panas, kentel-red) ini. •Redaksi/Abah

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *