
Konten, Dedi Mulyadi dan Gubernur || Catatan Nazar Husain
SOSOK Dedi Mulyadi mencuat menerobos akal sehat ketika menjadi Gubernur Jawa Barat periode 2025-2030, yang tanpa tedeng aling-aling membuat “orang-orang” kepanasan bahkan merasa cemburu melihat gaya kepemimpinannya bergaya dinamis selalu optimis.
Hampir 100 hari memimpin Jawa Barat, Dedi Mulyadi mendapat berbagai julukan menohok ke sosok yang suka memakai baju dan celana putih dengan balutan khas “Urang Sunda” melekat disetiap penampilannya.
Sebelumnya, Dedi Mulyadi menapak kakinya di dunia politisi ketika menjadi anggota DPRD Kabupaten Purwakarta, Dedi Mulyadi belum dikenal, dan saat menjadi Wakil Bupati Purwakarta, ia juga belum muncul kepermukaan di tengah masyarakat.
Namun ketika menjabat Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi muncul di media sosial dengan gebrakan-gebrakan membantu masyarakat dan perhatian besar pada lingkungan kebersihan.
Dedi Mulyadi selalu turun ke berbagai lokasi di Purwakarta untuk membuat konten-konten dinamis dengan menyasar masyarakat kesulitan dana. Kemudian membantunya, dengan kemampuannya.
Begitu juga bidang pemerintahannya waktu itu dipimpinnya, Dedi Mulyadi banyak menyoroti kinerja ASN dan pejabat yang dinilainya kurang maksimal bekerja. Sehingga banyak pejabat Purwakarta-waktu itu-terseok-seok dibuatnya.
Konten bagi Dedi Mulyadi merupakan “pelampiasan” setiap gerakan dan aksinya ketika turun ke lokasi menjadi tujuan utamanya agar masyarakat mengetahui kinerja dirinya selama menjabat.
Di medsos ramai beredar berbagai aktivitas Dedi Mulyadi yang belum genap 100 hari menjabat sebagai Gubernur Jabar.
Dedi Mulyadi dilantik Gubenur Jawa Barat pada Kamis 20 Februari 2025 oleh Presiden Prabowo Subianto bersama ratusan kepala daerah.
Bahkan berbagai julukan sudah disematkan pada sosok Dedi Mulyadi dari masyarakat maupun sejumlah pejabat hingga politisi.
Sejumlah kebijakannya menimbulkan polemik, misalnya pendidikan siswa nakal di barak militer hingga vasektomi syarat penerima bansos.
Bahkan Rocky Gerung pun ikut mengkritik Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi. Rocky menilai Dedi Mulyadi hanya menjual penampilan visual, bukan visi yang mendalam. Termasuk Rocky Gerung menyamakan Dedi Mulyadi dengan Presiden ke-7 RI Jokowi.
Rocky Gerung menjelaskan masyarakat saat ini lebih suka mengonsumsi penampilan dangkal dibandingkan gagasan mendalam, “masyarakat yang doyan nonton kedangkalan”.
Tapi apa pun itu Dedi Mulyadi tetap pada prinsipnya yaitu “Tak goyang kala dikritik, tak tumbang kala disentil”. Dedy Mulyadi lebih banyak berpedoman, bila masyarakat suka, itu lebih berharga daripada orang suka nyinyir. *****