
Sidang Keempat Kasus Narkotika Fariz RM Digelar, Kuasa Hukum Tegaskan Hanya Pengguna Bukan Pengedar
HARIAN PELITA — Sidang keempat kasus penyalahgunaan narkotika menjerat musisi legendaris Fariz RM kembali digelar, Kamis (3/7/2025) di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.
Dalam persidangan tersebut, dua saksi yang merupakan rekan-rekan musisi Fariz RM dihadirkan oleh tim kuasa hukum yang dipimpin Deolipa Yumara.
Kedua saksi tersebut memberikan keterangan yang meringankan bagi Fariz RM. Mereka menegaskan bahwa Fariz RM dikenal sebagai musisi berbakat dan pecinta musik sejati, serta tidak pernah terlibat dalam aktivitas pengedaran narkotika.
“Fariz hanya seorang pengguna, bukan pengedar,” tegas para saksi, yang juga menyampaikan bahwa mereka pernah menjenguk Fariz di pusat rehabilitasi narkoba di Lido, tempat Fariz saat ini menjalani proses pemulihan.
Deolipa Yumara, kuasa hukum Fariz RM menegaskan bahwa selama proses persidangan tidak ditemukan bukti maupun saksi yang menunjukkan bahwa kliennya adalah seorang pengedar.
“Fakta di persidangan menguatkan bahwa klien kami hanya membeli dan menggunakan narkotika untuk konsumsi pribadi. Tidak ada unsur menjual atau mengedarkan,” ujarnya.
Ia juga menyampaikan kritik terhadap proses hukum yang menjerat kliennya sebagai pengedar narkoba.
Menurutnya, penetapan tersebut berlebihan dan tidak sesuai dengan kebijakan hukum yang mengedepankan rehabilitasi bagi pengguna narkoba.
“Negara sudah menyediakan fasilitas rehabilitasi, dan pengguna seharusnya tidak dipenjara, tapi dirawat untuk pemulihan. Jika dipenjara, mereka bukannya sembuh, tapi malah semakin terbebani,” tambah Deolipa.
Dalam sidang lanjutan yang dijadwalkan pekan depan, pihak kuasa hukum akan menghadirkan saksi ahli guna memperkuat posisi Fariz RM sebagai korban penyalahgunaan narkotika. Mereka juga tengah mempersiapkan permohonan resmi untuk rehabilitasi sebagai bagian dari pembelaan hukum.
Dikenal sebagai salah satu musisi senior Indonesia, Fariz RM—yang lahir pada 5 Januari 1959—telah melahirkan sejumlah karya hits seperti Barcelona dan Sakura yang populer sejak era 1980-an. Ia merupakan figur penting dalam dunia musik Tanah Air dan memiliki darah campuran Belanda, Betawi, dan Minangkabau. ●Redaksi/Satria