2025-07-19 16:26

Kenapa Orang Baik Selalu Diuji Lebih Berat

Share

Orang jahat sering tenang. Orang baik malah sering dihantam habis-habisan.

Dalam buku Man’s Search for Meaning, Viktor Frankl menyebut bahwa penderitaan yang dialami manusia bukan sekadar beban, tapi panggilan untuk memaknai hidup lebih dalam. Orang yang punya nurani kuat, justru lebih sensitif terhadap rasa sakit dan lebih sadar akan ketimpangan hidup. Ini bikin mereka lebih mudah “terasa” diuji.

Orang baik seringkali tidak punya benteng sekeras orang yang terbiasa membela diri. Mereka lebih cepat merasa bersalah, lebih sering mikir dua kali, dan lebih mudah berempati bahkan ketika disakiti. Di tengah dunia yang makin pragmatis dan individualistik, sikap kayak gini kelihatan ‘lemah’. Tapi apa iya?

Seseorang yang nggak enakan dimintai tolong. Dia mau bantu, meski sedang capek atau orang yang disakiti, tapi memilih diam daripada balas dendam. Mungkin orang lain bilang itu bodoh, tapi justru karena mereka punya ruang batin yang luas untuk memikirkan orang lain, ujian hidup terasa lebih dalam dan menyakitkan.

Berikut ini penjelasan kenapa orang baik sering merasa diuji lebih berat, dan apa maknanya menurut para ahli:

1.Karena empati bikin kamu menyerap luka lebih banyak

    Menurut Brené Brown, orang yang berempati sering mengambil rasa sakit orang lain, bahkan tanpa disadari. Maka wajar kalau mereka lebih sering merasa lelah dan rentan secara emosional. Dunia jadi terasa lebih berat, bukan karena mereka lemah, tapi karena mereka menyerap lebih banyak.

    2.Karena orang baik tidak gampang cari pelarian

      Edith Eger bilang dalam The Choice, banyak orang menolak rasa sakit dengan marah, kabur, atau menyalahkan. Tapi orang baik cenderung menghadapi rasa itu. Mereka diam, tapi merenung. Mereka sakit, tapi bertanya kenapa. Justru karena berani memaknai, lukanya lebih terasa nyata.

      3.Karena mereka punya standar moral yang bikin hidup jadi rumit

        Frankl menulis bahwa orang yang hidup dengan nilai, sering merasa gelisah karena dunia ini tidak adil. Ketika mereka hidup dengan prinsip, mereka juga menuntut keadilan dari semesta, dan saat kenyataan tak sejalan dengan nilai itu, batin mereka remuk duluan.

        4.Karena mereka tidak biasa menyakiti balik

          Dalam konflik, orang baik cenderung memikirkan dampak dari kata-kata atau balasan mereka. Ini bukan kelemahan, tapi keberanian untuk menahan, ada konsekuensinya? Luka mereka lebih lama sembuh karena disimpan dalam-dalam.

          5.Karena mereka sedang ditempa, bukan dihukum

            Frankl percaya bahwa penderitaan bisa jadi pintu masuk ke makna hidup. Orang baik lebih sensitif terhadap makna. Maka, ujian bukan untuk menghukum mereka, tapi mempersiapkan mereka jadi lebih kokoh. Bukan semua orang mampu menjalani itu.

            Orang baik bukan dikutuk untuk menderita, mereka hanya sedang belajar mengenali kedalaman hidup yang tak bisa dimengerti oleh mereka yang memilih jadi keras.

            Apa kamu termasuk yang merasa diuji lebih berat akhir-akhir ini?

            Credit: logika filsuf

            Tinggalkan Balasan

            Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *