2025-08-12 6:20

Merdeka, Siapa yang Merdeka || Catatan Nazar Husain

Share

HARI Kemerdekaan Indonesia ke-80 tepatnya dirayakan pada 17 Agustus 2025 adalah bentuk kebebasan bernegara dan berbangsa bagi seluruh rakyat Indonesia. Tidak peduli mereka (rakyat) tak punya uang, atau uang ada sedikit, tetap rakyat memiliki tanggung jawab besar sebagai warga negara yang mencintai tanah leluhurnya.

Buktinya, di setiap kampung, pedesaan, perumahan terlihat rakyat merayakan hari kemerdekaannya dengan caranya sendiri. Umbul-umbul, gapura, bendera merah putih berderet mewarnai isi kampung dengan semangat kemerdekaan.

Artinya mereka, rakyat, sepenuh hati ikut merasakan kemerdekaan tanah leluhurnya, meskipun tetap merasakan dan menikmati dalam kesengsaraan tekanan ekonomi yang semakin sulit akibatnya banyak aturan-aturan yang dikeluarkan pemerintah.

Sehingga terasa beban hidup yang semakin menghimpit, semakin terbebani persoalan-persoalan untuk menafkahi keluarganya. Apakah ini adil? Tidak! Beban hidup mereka, rakyat, goyang oleh aturan-aturan yang sangat mencekam dalam kehidupannya.

Pernyataan pejabat-pejabat pemegang kekuasaan semakin membabi buta oleh kebijakan yang tanpa didasari kepentingan rakyat paling bawah.

Bahkan nyaris bagai penindasan dan penekanan yang sangat “mematikan” bagi rakyat jelata. Tanpa memikirkan kesulitan rakyat.

Kehidupan sehari-hari rakyat pun nyaris goyang akibat banyaknya aturan-aturan kebijakan yang sangat mencekik leher rakyat.

Apa pemerintah menyadari itu? Tidak!. Kebutuhan kehidupan rakyat paling bawah ikut tergerus oleh kebijakan-kebijakan yang sangat mempersulit hidup rakyat. Harga-harga kebutuhan rakyat semakin melambung tinggi, seperti pajak, sembako, dan lainnya, kian menyulitkan rakyat.

Apa kita sudah merdeka? Belum!. Kenapa belum? Karena rakyat belum merasakan arti merdeka seperti apa?. Apa cukup makan sehari-hari? Lapangan pekerjaan pun semakin sulit, mengembangkan usaha pun juga sulit. Ditambah lagi kebijakan pengambil keputusan belakangan ini semakin tak terkendali.

Apa kita sudah merdeka?. Kesejahteraan rakyat makin terpinggirkan oleh himpitan beban hidup, beban biaya pendidikan, beban ekonomi, beban segala macam diluar nalar.

Sementara mereka, orang atas, pengambil keputusan, seenaknya saja mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang mempersulit kehidupan rakyat. Ekonomin berputar-putar ke atas, dengan cara memperkaya diri sendiri. Bertengger bagai burung yang tak mau melihat ke bawah, hanya melihat kepentingan mereka saja, tanpa mau tahu kehidupan rakyat paling bawah.
Pertanyaannya, merdeka siapa yang merdeka? Rakyat atau pemerintah yang merdeka!

Pada setiap perayaan kemerdekaan, rakyat tidak menuntut bantuan untuk membeli bendera, membuat gapura dan bendera umbul-umbul. Tapi kesadaran rakyat tentang arti kemerdekaan paling nomor satu. Hanya satu, rakyat ikut bertanggung jawab terhadap kemerdekaan tanah leluhurnya! ***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *