2025-10-14 12:35

Pergunu DKI Kecam Narasi Miring Trans7 Minta KPI Bertindak

Share

HARIAN PELITA — Pimpinan Wilayah Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (PW Pergunu) DKI Jakarta menyampaikan keprihatinan mendalam sekaligus kecaman keras terhadap salah satu tayangan di stasiun televisi Trans7 l dinilai telah menampilkan narasi miring, provokatif, dan tidak bertanggung jawab terhadap dunia pesantren.

Tayangan tersebut dianggap telah mencederai marwah pesantren, merendahkan martabat para kiai, dan menyinggung perasaan jutaan santri di seluruh Indonesia.

PW Pergunu DKI Jakarta menilai bahwa framing negatif terhadap lembaga pesantren bukan hanya bentuk ketidakadilan informasi, tetapi juga penghinaan terhadap tradisi pendidikan Islam yang telah melahirkan generasi berakhlak mulia dan nasionalis.

“Pesantren bukan sekadar lembaga pendidikan keagamaan, melainkan benteng moral dan penjaga nilai-nilai kebangsaan. Kami menilai pemberitaan semacam ini adalah bentuk framing jahat yang bisa menimbulkan stigma buruk terhadap pesantren dan kiai,” tegas Khaidar Tanthowi selaku Sekretaris PW Pergunu DKI Jakarta.

Lebih lanjut, khaidar menegaskan bahwa PW Pergunu DKI Jakarta mendesak Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) untuk segera melakukan investigasi dan menjatuhkan sanksi tegas terhadap Trans7.

Ia juga meminta aparat kepolisian agar menindak para pihak yang telah menyebarkan narasi penghinaan terhadap kiai dan pesantren melalui berbagai platform media, termasuk media sosial dan kanal YouTube.

“Kebebasan pers harus disertai tanggung jawab moral dan etika jurnalistik. Jangan sampai media menjadi alat provokasi yang menyesatkan publik dan merusak kepercayaan masyarakat terhadap lembaga keagamaan,” lanjutnya.

Khaidar yang juga Direktur Utama Pusat Pendidikan dan Penelitian Santri Nusantara (P3SN) Menambahkan bahwa pemberitaan yang tidak objektif terhadap pesantren dapat menimbulkan dampak sosial yang serius, termasuk munculnya persepsi negatif terhadap santri dan alumni pesantren.

“Pesantren telah berperan besar dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia, dalam membentuk karakter bangsa, dan menjaga keutuhan NKRI. Maka, menistakan pesantren sama saja dengan melecehkan bagian penting dari jati diri bangsa,” ujarnya.

PW Pergunu DKI Jakarta menegaskan bahwa pernyataan sikap ini tidak hanya ditujukan kepada Trans7, tetapi juga kepada seluruh pihak termasuk media lain, para YouTuber, dan pembuat konten digital yang sering kali tanpa verifikasi menayangkan konten yang memojokkan pesantren dan ulama.

“Kami menyerukan agar seluruh insan media, baik konvensional maupun digital, menjunjung tinggi prinsip keadilan, keberimbangan, dan penghormatan terhadap lembaga keagamaan,” tegas Khaidar .

Selain itu, Pergunu DKI juga mengimbau seluruh masyarakat pesantren agar tetap tenang, bijak, dan bersatu dalam menjaga kehormatan kiai serta marwah lembaga pesantren. Pergunu akan terus mengawal kasus ini melalui jalur advokasi dan komunikasi resmi dengan lembaga berwenang.

PW Pergunu DKI Jakarta menutup pernyataan sikap ini dengan menegaskan bahwa pesantren adalah bagian tak terpisahkan dari sejarah, moralitas, dan masa depan bangsa. ●Redaksi/Day

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *