2025-05-24 19:33

Pertarungan Tak Sehat Jelang Muktamar NU, Pengurus Diminta Tetap Jaga Persatuan

Share

▪︎Wartawan Zulkarnain

HARIAN PELITA JAKARTA — Tokoh muda NU dari Indonesia Timur, Abd Hamid Rahayaan menghimbau kepada seluruh pengurus NU ditingkat Wilayah maupun Cabang untuk tidak ikut larut dalam intrik politik dalam pemilihan Ketua Umum PBNU menjelang Muktamar NU yang akan digelar di Lampung.

“Jadi saya menghimbau kepada seluruh pengurus NU untuk tidak ikut ikutan arus dan apalagi terprovokasi satu kelompok yang membuat panas suasana jelang Muktamar NU di Lampung nanti, ” kata Abdul Hamid Rahayaan kepada wartawan pada, Senin (25/10/2021) di Jakarta.

Diketahui, Munas dan Kombes NU kemarin memutuskan Muktamar NU ke 34 akan digelar di Provinsi Lampung pada 23- 25 Desember 2021.Atas keputusan itu, saat ini telah muncul beberapa tokoh NU yang akan maju menjadi calon Ketua PBNU. Akibat pencalonan itulah membuat suasana menjadi panas.

Tokoh keturunan Imam Besar di Kepulauan Kei, Provinsi Maluku ini mengatakan, jika pengurus NU arus bawah ikut terpengaruh dan terbawa arus, maka akan memperkeruh suasana Muktamar NU.

“Untuk itulah pengurus NU harus tetap solid dan tenang menghadapi semua tahapan menjelang Muktamar NU nanti, ” tegas penasehat pribadi Ketua PBNU, KH Said Aqil Siroj itu.

Menurut Hamid, NU harus diselamatkan dari kepentingan individu jika KH Said dan Gus Yahya membawa Mudorat untuk NU akibat perpecahan yang tajam, maka sebaiknya para Ulama dalam lingkup NU serta pimpinan Wilayah dan Cabang seluruh Indonesia harus mencari solusi untuk melahirkan figur alternatif yang dapat mempersatukan seluruhnya.

“Saya melihat dua kubu yang tengah bersaing telah disusupi oleh kepentingan politik yang pada akhirnya NU akan dikendalikan oleh mereka. Dan hal ini tentu sangat tidak menguntungkan NU dan warga NU itu sendiri, ” ucap putra dari KH Abdul Karim Bin KH Abbas ini.

Menurut dia, pertarungan antar kandidat yang akan maju pada Muktamar NU sudah tidak sehat dan sudah tidak lagi memperdulikan amanat para pendiri NU untuk selalu menjaga NU.

” Nah kalau para kandidat calon Ketua Umum bertarung secara tidak sehat, berarti secara otomatis sudah merusak NU, sudah merusak martabat dan amanat para pendiri NU, ” ujarnya.

Oleh karena itu lanjut Hamid, tak ada cara lain selain harus mencari figur alternatif yang dapat mempersatukan kembali seluruh keluarga besar Nahdiyin. Hal itu kata Hamid hanya dapat dilakukan oleh para kiyai serta pimpinan Wilayah dan pimpinan Cabang NU di seluruh Indonesia.

“Hal ini wajib saya ingatkan karena sebagai orang NU dan sebagai orang yang pernah dekat dengan almarhum Gusdur cucu dari pendiri NU, saya tidak mau melihat terjadinya kehancuran dalam tubuh NU karena ambisi orang perorang. Untuk itu saya menghimbau pada seluruh warga NU, pimpinan Wilayah dan pimpinan Cabang NU dan pada para Kyai dan juga para Ulama NU, agar tetap menjaga dan selamatkan NU dari ambisi yang berlebihan dari para kandidat , sehingga menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan tanpa menghiraukan norma dan ahlak yang merupakan tradisi keluarga NU,” katanya.

“Pernyataan dan sikap ini adalah bentuk kecintaan dan kepedulian saya kepada NU, ” ungkap Abdul Hamid Rahayaan. ●Redaksi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *