Tercatat Korban Bencana di Sumut, Aceh dan Sumbar 303 Meninggal Dunia, Presiden Prabowo Kerahkan TNI Kirim Bantuan
HARIAN PELITA — Hingga saat ini tercatat 488 kejadian bencana alam meliputi tanah longsor, banjir, pohon tumbang, dan angin puting beliung tersebar di 21 wilayah.
Rentetan bencana membuat 1.076 korban terdampak.
Rinciannya, 303 meninggal dunia, 32 luka berat, 722 luka ringan dan 174 masih dalam pencarian serta 28.427 pengungsi.
Wilayah paling terdampak berada di Kabupaten Tapanuli Tengah mencatat 56 kejadian bencana dengan 691 korban, termasuk 47 meninggal dunia dan 51 masih dalam pencarian.
Di wilayah Kota Sibolga, tercatat 33 korban meninggal dunia dengan 56 orang dinyatakan hilang. Sementara itu, Taput, Tapsel, dan Madina juga mengalami peningkatan jumlah longsor dan banjir memaksa ribuan warga mengungsi.
Presiden Prabowo Subianto bergerak cepat (garcep) memerintahkan menangani cepat bencana besar di Sumut, Aceh dan Sumbar tanpa menunggu waktu.
Prabowo memerintahkan seluruh unsur TNI untuk menurunkan kekuatan penuh guna mempercepat penanganan bencana besar melanda Aceh, Sumut, dan Sumbar.
Situasi di lapangan yang semakin kritis membuat keputusan ini menjadi momentum penting: negara harus hadir dengan kapasitas maksimal.
Di bawah komando yang tegas, TNI mengerahkan 9 unit helikopter untuk mobilisasi cepat, 5 pesawat angkut guna mengirim bantuan dalam jumlah besar, serta 4 kapal laut, termasuk 2 kapal rumah sakit yang siap menangani kasus medis darurat langsung di lokasi bencana.
Skala operasi ini menunjukkan bahwa pemerintah tak ingin ada satu pun daerah terdampak yang tertinggal.
Tak hanya menggerakkan armada udara dan laut, pemerintah juga menyiapkan gelombang bantuan logistik dalam jumlah besar. Sebanyak 400 unit Starlink dikirim untuk memulihkan komunikasi yang terputus, 100 unit genset disiapkan untuk kebutuhan listrik darurat, dan 150 set tenda digerakkan untuk penampungan warga.
Untuk kebutuhan dasar masyarakat, bantuan pangan dan kesehatan ikut diperkuat: 3.000 paket naraga, 10.000 buah eprokal, 1.200 paket food family, serta total 4.000 dus Indomie dan Pop Mie. Dukungan teknis juga tak kalah penting—64 unit perahu LCR dan 2 unit kompresor dikerahkan untuk mempercepat akses evakuasi dan distribusi.
Respons cepat seperti ini memberi sinyal kuat bahwa penanganan bencana tidak boleh setengah-setengah. Dalam momentum kritis, koordinasi dan keberanian mengambil keputusan menjadi penentu keselamatan ribuan orang di wilayah terdampak. ●Redaksi/Cr-209
