2024-12-20 11:46

Cinta Akan Lebih Indah Jika Ada Uang || Oleh Endah Sayani

Share

SAMPAI SAAT INI masih menjadi perdebatan bahwa uang tidak bisa membeli kebahagiaan. Bisa iya, bisa juga tidak untuk sebagian orang, pada hakekatnya semua orang di dunia ini yang dikejar itu uang, karena uang bisa menyelesaikan segala permasalahan hidup.

Namun, bagi sebagian orang disaat-saat tertentu uang memang bisa menjanjikan kebahagiaan, tapi itu hanya berlaku dalam waktu singkat. Pada akhirnya sekaya apapun kita akan sampai pada kesimpulan bahwa uang bukanlah segalanya.

Walaupun uang bisa menjadi alat pengontrol hidup kita, faktanya uang tidak bisa menjamin kebahagiaan hidup kita. Walaupun bisa, itu hanyalah bersifat sementara atau sesaat saja. Karena uang bukan segala-galanya dalam hidup ini dan uang juga bukan nomor satu yang terpenting, memiliki uang belum tentu membahagiakan diri dan keluarga. Dengan uang, kita hanya dapat membeli kesenangan, tetapi bukan kebahagiaan.

Segalanya Butuh Uang

Memang benar uang bukan segalanya, akan tetapi di negara Indonesia khususnya segalanya butuh uang. Apapun yang kita kerjakan selalu saja berkaitan dan membutuhkan uang.

Berikut bukti bahwa segalanya butuh uang:

Mau Jadi Pejabat? Kita harus punya uang
Mau Nikah? Perlu uang
Di Indonesia, masuk WC saja bayar
Mau Pintar? Kita harus punya uang
Mau melamar kerja? Kita harus punya uang
Masih banyak hal serupa lainnya yang memang membutuhkan uang untuk kelancaran tujuan kita tersebut. Memang sangat jelas terlihat bahwa faham liberalisme sudah berurat dan berakar di Indonesia. Intinya di negara kita ini, uang bukan segalanya tapi segalanya butuh uang.

Hal yang terlihat remeh temeh saja perlu uang, sebagai contoh kecil mau kencan dengan gebetan saja pasti harus pakai uang.
Mana mungkin saat kencan dengan gebetan atau pacar hanya duduk ngobrol
ngalor-ngidul tanpa makan atau belanja.

Ada pula yang mengatakan kalau sudah cinta tak perlu uang, memang betul. Tapi cinta akan lebih indah jika ada uangnya, untuk jatuh cinta dan dicintai membutuhkan modal.
Cinta saja tidak dapat membeli sebuah rumah, membelikan makanan untuk anak istri, baju untuk kekasih, menyekolahkan anak, atau makan malam romantis di restoran idaman.

Apa gunanya cinta jika tidak dapat membahagiakan yang terkasih, entah sekedar mengajak jalan-jalan atau membelikan hadiah. Belum lagi persiapan di hari tua. Tak mengherankan jika banyak pasangan yang bercerai gara-gara kebutuhan mendasar rumah tangga tidak terpenuhi. Padahal, mereka semua menikah karena didasari dan diawali oleh rasa cinta.

Efek terdahsyat dari uang adalah ia bisa menjadikan cinta bertahan lebih lama. Uang bisa menjadi magnet untuk cinta itu sendiri. Apakah ada yang namanya cinta sejati? Ada, tapi hanya orang-orang yang berjiwa besar, memiliki iman yang kuat dan selalu bersyukur disetiap keadaan

Intinya, cinta memerlukan modal, dan modal yang paling mendasar adalah uang. Jika Anda tidak setuju dengan opini saya ini, mungkin Anda lebih cocok untuk hidup di zaman purba, karena uang masih belum ditemukan dan kebutuhan sehari-hari dapat dipenuhi dengan berburu dan bercocok tanam.

Namun, kebahagiaan yang diberikan oleh cinta adalah kekal sifatnya. Uang hanya bisa memberi kebahagiaan secara temporer. Begitu kita tidak menggenggam uang di tangan, apa yang bisa kita dapatkan? Uang hanyalah selembar kertas, seonggok koin di tangan. Berapapun jumlah uang yang ada di genggaman kita, itu tak menjamin kita bahagia hingga akhir hayat nanti.

Bagaimanapun juga, kita tak bisa memungkiri bahwa uang amatlah berharga. Hanya saja, tak bisa dipungkiri bahwa dengan memiliki uang kita bisa membeli segala sesuatu;
Kita dihargai atas apa yang kita miliki. Orang-orang akan menilai kita berdasarkan apa yang kita punya, orang akan menghindari kita ketika mereka tahu kita tidak memiliki apa-apa.

Karena di zaman sekarang orang memiliki apresiasi terhadap kekayaan. Andaipun ada dengan ketulusan itu hanya bisa dihitung dengan jari.

Orang benar-benar menyukai kita hanya karena kita memiliki kekayaan, Itu bukan penghargaan sejati, bukan pula simpati. Jika kita ingin mengetahui siapakah orang atau teman yang menyayangi kita dengan tulus, masih mau bergaul dengan kita, maka “berpura-puralah” jatuh miskin.

Terkadang “pura-pura” jatuh itu perlu, agar kita tahu siapa yang mengulurkan tangan dan siapa yang bertepuk tangan.

Jika kita ingin mengetahui siapa yang masih menghargai, mau berteman atau menjadi pasangan kita maka tampakkan diri kita layaknya orang miskin. Uang tak bisa membeli penghargaan, tapi cinta adalah wujud penghargaan yang sesungguhnya.

Lantas, manakah yang lebih penting cinta atau uang?

Uang dan cinta adalah dua bagian yang berbeda dari hidup, kebahagiaan dan kepuasan. Keduanya adalah bagian dari ‘kekayaan’ dalam hidup kita ada tiga komponen yang sama namun independen: ekonomi, sosial dan intelektual.

Ketiga bagian itu bisa kita gunakan untuk memenuhi kebutuhan fisik, emosional, dan intelektual. Uang adalah bagian dari kekayaan ekonomi, sementara cinta merupakan bagian dari kekayaan sosial. Keduanya sama penting bagi hidup kita. Tanpa uang dan tanpa cinta, kita tak bisa hidup.

Bahwasannya, harta, tahta dan cinta sama-sama penting dalam hidup kita.

Semoga jadi inspirasi!

Editor: Agatha

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *