Kejamnya Jatuh Cinta || Oleh Endah Sayani
KETIKA urusan hati berbicara, logikapun ambyar. Hati yang bahagia kala jatuh cinta bisa membuat imunitas tubuh lebih baik bahkan bisa dikatakan sehat.
Namun jatuh cinta tak jarang menimbulkan rasa pedih. Dari yang awalnya mencintai, dapat berujung tersakiti. Alur dari mencintai hingga tersakiti bisa digambarkan dalam sebuah siklus percintaan.
Setiap orang memiliki siklus percintaan yang berbeda. Ada yang berakhir bahagia dan ada yang berujung sengsara. Kala bicara urusan hati, tentang hati ibarat kita bicara “lingkaran setan” yang tidak akan ada habisnya, menggambarkan bagaimana sih siklus sebuah percintaan yang menyakitkan.
Saat kita jatuh cinta terhadap seseorang terasa segalanya begitu indah, rasa itu tidak bisa digambarkan dengan kata-kata. Dalam hati dan pikiran hanya ada dia, dia dan dia.
Sangat wajar bagi yang single dan berujung bahagia.
Lantas, bagaimana untuk yang sudah memiliki pasangan lalu jatuh cinta kembali dan untuk mereka yang berakhir disakiti dan kecewa?
Saat lagi sayang-sayangnya lalu ditinggalkan, berbagai macam cara mereka meninggalkan, ada yang ditinggal menikah, selingkuh dan dighosting alias tanpa kabar, sedangkan sebelah pihak berharap dengan hati yang luka. Menuggu tanpa kepastian yang jelas.
Sakit hati, luka yang begitu dalam dirasa sedangkan dalam diri ada dua sisi, hidup harus terus berjalan tapi tubuh lunglai tak lagi bersemangat untuk melanjutkan hidup seakan dunia runtuh, berantakan bagaikan puing-puing.
Satu hal paling kejam yang dapat dilakukan seseorang adalah membangkitkan cinta seseorang tanpa niat untuk benar-benar mencintai mereka.
Hanya waktu yang bisa menyembuhkan hati yang hancur. Seperti halnya hanya waktu yang dapat menyembuhkan tulang yang patah. Ketika kamu mencintai seseorang lebih dari yang seharusnya, pasti mereka akan menyakitimu lebih dari seharusnya.
Siapa yang salah? Ya, kita yang terlalu mencinta dan berharap berlebihan kepada pasangan.
Sesak bernapas karena setiap napas yang diambil membuktikan bahwa kita tidak bisa hidup tanpa dia. Menangis? Ya, deraian air mata itu cara mata berbicara ketika mulut tidak dapat menjelaskan betapa hancurnya hati.
Lalu senyuman dibalik hancurnya hati yang berantakan, dibelakang tubuh ada jiwa yang berusaha bertarung agar tetap tegar melawan hati yang luka. Bibir bergumam, Tuhan jika ini takdir hidup yang terbaik dariMu, maka berilah hati yang ikhlas, tabah dan sabar dalam menerima segala sesuatu dariMu.
Dibutuhkan hati yang kuat untuk mencintai, tetapi dibutuhkan hati yang lebih kuat untuk terus mencintai setelah terluka. Rasa yang kuat untuk melupakan seseorang yang dulu kita cintai justeru dia menggoreskan luka terdalam. Dalam diam terkadang kita harus terlihat baik-baik saja dan berharap datangnya keajaiban, tetapi keajaiban itu hanya ilusi.
Suka tidak suka kita harus belajar melupakan orang yang telah menggores luka dihati kita, agar kita bisa menghilangkan rasa itu secepatnya, secepat dia meninggalkan kita yang begitu mencintainya
Jika seseorang membuatmu lebih sengsara daripada membuatmu bahagia, maka inilah saatnya untuk membiarkan mereka pergi, tidak peduli seberapa besar kamu mencintainya.
Putus cinta itu menyakitkan, tetapi kehilangan seseorang yang tidak menghargai kamu sebenarnya adalah keuntungan, bukan kerugian.
Seorang sastrawan Buya Hamka berkata;
Hati-hatilah dengan cinta karena orang sehat bisa menjadi sakit, orang gemuk menjadi kurus, orang normal menjadi gila, orang kaya menjadi miskin, raja menjadi budak.
Jika cintanya itu disambut oleh para pecinta palsu, tak usah sebut pasal cinta, jika kamu tidak sebenar-benarnya mengambil kisah, usah bercakap tentang perasaan.
Jika ia tak berada di hatimu, tak usahlah menunjuk ke dada jika kamu berhasrat melukakan hati pasanganmu, minat bukan bermaksud cinta, bangga bukan berarti cinta. Kagum juga bukan bermaksud cinta dan suka tidak serasi dengan cinta malah sayangpun bukan cinta. Tetapi, cinta itu adalah cinta. Berkemungkinan apa yang kamu sayangi atau cintai tersimpan keburukan dalamnya dan kemungkinan apa yang kamu benci, tersimpan kebaikan didalamnya.
Cinta kepada harta artinya bakhil, cinta kepada perempuan artinya alam, cinta kepada diri artinya bijaksana, cinta kepada mati artinya hidup, cinta kepada Tuhan artinya Takwa.
Lemparkan seorang yang bahagia dalam bercinta kedalam laut, pasti dia akan membawa seekor ikan, lemparkan pula seorang yang gagal dalam bercinta kedalam gudang roti pasti ia akan mati kelaparan.
Seandainya kamu dapat berbicara dalam semua bahasa manusia dan alam tetapi tidak mempunyai perasaan cinta dan kasih. Dirimu tak ubah seperti gong yang bergaung atau sekedar canang yang gemerincing.
Cinta adalah keabadian dan kenangan adalah hal terindah yang pernah dialami, siapapun pandai menghayati cinta tapi tiada siapa yang pandai menilai cinta karena cinta bukan objek yang boleh dilihat oleh mata kasar.
Sebaliknya, cinta hanya bisa ditilik melalui hati dan perasaan.
Cinta mampu melunakkan besi menghancurkan batu, membangkitkan yang mati dan meniupkan kehidupan kepadanya.
Serta membuat budak menjadi pemimpin. Inilah dahsyatnya cinta permulaan cinta adalah membiarkan orang yang kamu cintai menjadi dirinya sendiri.
Dan tidak merubahnya menjadi gambaran yang kamu inginkan, jika tidak kamu hanya mencintai pantulan diri sendiri. Yang kamu temukan didalam dirinya.
Cinta itu adalah perasaan yang mesti ada ditiap-tiap diri manusia, ia laksanakan setetes embun yang turun dari langit bersih dan suci, hanya tanahnyalah yang berlain-lainan menerimanya.
Jika ia jatuh ke tanah yang tandus, tumbuhlah oleh karena embun itu kedurjanaan. Kedustaan, penipu, langkah seorang dan lain-lain perkara yang tercela.
Tetapi jika ia jatuh ke tanah yang subur disana akan tumbuh kesucian hati, keikhlasan, setia budi pekerti yang tinggi dan lain-lain perangai yang terpuji.
Ini tentang perasaan, tentang hati terkadang sulit dimengerti. So, kita harus pintar mengelola diri agar tidak sakit hati.
Semoga menginspirasi
•Penulis: Pimpinan Umum
•Editor : Agatha