2024-05-07 11:52

Ketika Materi Mengalahkan Ketulusan || Oleh Endah Sayani

Share

SAAT jatuh cinta, kita merasakan perasaan yang tidak karuan hingga sulit dijelaskan dengan kata-kata. Setiap saat, siap waktu, kapan pun dan dimana pun pikiran kita tertuju kepada orang yang kita cintai, cinta terkadang mengalahkan logika dan akal sehat. Karena
cinta adalah perasaan tulus yang bersumber dari hati seseorang, cinta tidak mengenal logika, tidak bisa diprediksi. Buktinya ada saja orang kaya yang jatuh cinta kepada orang yang sederhana.

Saat si kaya jatuh cinta kepada orang sederhana, dan si sederhana sudah memiliki cinta yang tulus dari seseorang maka dengan mudahnya cinta akan berpaling karena materi. Harapan dan angan-angan bagi si sederhana akan bahagia dengan si kaya karena bisa berbuat apa saja, bisa memiliki apa yang diinginkan, apa yang dicita-citakan. Hal seperti ini banyak terjadi.

Yah, materi akan dijadikan segalanya bagi si sederhana tidak bisa dielakkan materi akan mengalahkan ketulusan, i think so.
Uang memang penting, tapi kita harus ingat bahwasanya uang bukan segalanya, walaupun memang segalanya perlu uang.

Uang memang bisa memberikan kebahagiaan, namun instant. Sesaat hal tersebut nampak menyenangkan, namun kemudian kesenangan itu redup kembali.
Begitupula ketika kita mencintai seseorang hanya berdasarkan materi. Kita akan selalu lapar pada kepuasan duniawi yang bisa kita lihat, namun hanyalah sementara.

Fenomena mencintai seseorang hanya karena materi bukanlah sekedar adegan sinetron, namun banyak terjadi di dunia nyata.

Ketika kita jatuh pada pelukan si kaya dan meninggalkan seseorang yang memiliki cinta yang tulus, apakah batin kita bahagia?


Yah! Tentu saja bahagia saat itu, tapi seiring waktu berjalan akan ada saja masalah yang ditemui, entah karena sesuatu hal terjadi yang membuat hilangnya rasa atau materi itu habis karena berbagai faktor. Hilang rasa karena si kaya merasa punya banyak harta lalu berulah dengan memiliki seseorang yang baru atau usahanya bangkrut.

Sedangkan si tulus terus memperbaiki diri dan membangun diri agar menjadi lebih baik dan memiliki rezeki yang berkah dan hidup bahagia. Disinilah orang yang dulu dicintai si tulus baru menyadari betapa pentingnya ketulusan dibanding materi.

Ingatlah, bila kamu mencintai seseorang hanya karena uang dan materi belaka.
Jangan harap ada kehangatan dalam hubungan. Bila masih mempertahankan sistem percintaan karena uang, jangan harap ada kebahagiaan dalam hidupmu, bagaimana bisa merasakan ikatan emosional kalau kamu hanya memperlakukan dia sebagai mesin ATM?

Kamu akan selalu lapar akan kebahagiaan. Kesenangan akan uang sifatnya hanya sementara. Bahkan beberapa hubungan yang berbasis materi akan cenderung palsu dan membuatmu kesepian. Mungkin sekarang kamu bersenang-senang dengan uang, namun berhati-hatilah karena mungkin akan ada yang harus kamu bayar di masa depan.

Keluarga kecil yang hangat, yang tidak memiliki uang banyak cenderung akan menjadi sukses dibanding mereka yang tidak memiliki kehangatan dengan orang tersayang namun memiliki kekayaan yang tak digunakan dengan bijak.


Jika kamu mengejar cinta karena materi hidupmu akan terasa hampa, walaupun bergelimang harta. Diluar akan kamu tampakan betapa bahagianya hidupmu padahal batinmu menderita karena merasa kesepian.

Maka, mulailah menjalin hubungan baik. Hubungan antara manusia bukan hanya tentang uang, namun tentang ketulusan dan itu tak bisa diukur dengan uang.***

Semoga menginspirasi

Editor: Agatha

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *