
FIKOM Ubhara Jaya Bina Santri Produksi Mi Instan Sehat
HARIAN PELITA – Kebiasaan mengonsumsi mi instan terus menerus dan berlebihan dapat meningkatkan kolesterol serta gangguan kesehatan lainnya.
Namun tidak dapat dipungkiri melahap mi instan adalah rutinitas layaknya makan nasi bagi sebagian besar masyarakat di Indonesia, termasuk kalangan pelajar dan santri di pondok pesantren.
“Perlu edukasi sekaligus solusi agar santri tetap dapat makan mi sehat tapi juga menguntungkan,” jelas Dosen dan Praktisi Komunikasi, Nurul Fauziah, M.I. Kom saat memimpin kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Universitas Bhayangkara akarta Raya (UBHARA JAYA) di kelurahan Bantar Gebang, Bekasi awal Juni lalu.
Diakui Nurul sulit menghapus kebiasaan menikmati mi instan, apalagi bagi santri yang terbatas anggaran akomodasi selama mondok serta memang hobi makan mi. Maka bersama rekan sejawat Fina Zahra, M.Si dari Fakultas Ilmu Komunikasi (FIKOM) UBHARA JAYA dan Pakar Pangan Lukman Azis, S.Tp., M.Sc dari Universitas Al Azhar Indonesia menggagas pemberian edukasi dan pelatihan produksi mi instan sehat bagi pendidik dan santri Pondok Pesantren Sekolah Alam (PPSA) Tunas Mulya, Bantar Gebang, Bekasi.
Tujuan kegiatan PKM yang melibatkan 35 santri serta pendidik yaitu memberikan edukasi tentang pentingnya mengonsumsi makanan sehat alami. Tidak saja disampaikan materi, kegiatan juga melibatkan santri praktik menghasilkan mi instan sehat berbahan sayur-sayuran hijau. Setelah praktik tahapan produksi, pada hilirnya diberikan juga teknik pemasarannya memanfaatkan media komunikasi digital.
“Selain menambah wawasan soal makananan sehat dan keamanan pangan, kegiatan ini diharapkan dapat merangsang jiwa kewirausahaan para santri dan keluarga besar pondok pesantren,” ujar Nurul yang juga Ketua Tim PKM.
Ditambahkan Pakar Pangan sehat, Lukman Azis yang jadi dosen tamu dalam PKM bahwa produksi mi instan sehat berbasis sayur-sayuran adalah solusi sekaligus potensi bisnis. Profitable karena faktanya masyarakat Indonesia adalah pemakan mi instan terbanyak kedua di dunia setelah rakyat China yaitu 12, 64 Milliar bungkus per tahun sebagaimana data yang dirilis World Instant Noodle Association. ●Red/Dona