
Harga Sawit Anjlok, ASRM Minta Pemerintah Cari Solusi Konkret
HARIAN PELITA — Anjloknya harga sawit membuat para petani komoditi ini mengeluh. Itu pula dirasakan Asosiasi Sawit Rakyat Mandiri (ASRM).
Sebelumnya harga sawit sempat menyentuh hingga Rp3.500 perkilogram. Namun kini turun menjadi 1.800 perkilogram.
Menurut Ketua Umum ASRM Berau Mupit, pihaknya memahami persoalan anjloknya harga sawit di pasaran. Salah satu penyebabnya karena daya tampung CPO yang sudah penuh, sehingga berdampak pada harga sawit di masyarakat.
“Kita tidak bisa juga hanya melihat sekadar tangki CPO penuh, sementara produksi sawit itu atau tandan buah segar (TBS) tak bisa disetop,” katanya.
Begitu pula perekonomian para petani sawit, di mana TBS yang dihasilkan harus terjual supaya perekonomian masyarakat tetap berjalan.
Sementara itu, buah sawit yang sudah masak harus segera dipanen agar tak menimbulkan kerusakan pada sisi batang pohon sawit. Jika rusak, maka produksi dari pohon sawit tersebut akan berkurang.
“Saya kurang tau solusi apa yang dilakukan pemerintah. Tapi saya yakin pemerintah pasti punya opsi-opsi yang sangat banyak dilakukan untuk mengatasi persoalan ini,” tuturnya.
Apalagi komoditi sawit merupakan salah satu komoditi besar dan turut mempengaruhi kehidupan masyarakat dunia. Karena banyaknya produk turunan yang dihasilkan.
Untuk di Berau, Mupit turut menyampaikan terdapat 14 kampung dan sekitar 1.300 petani sawit mandiri yang berada di bawah naungan ASRM
“Itu baru yang di bawah naungan ASRM, kita ketahui Berau memiliki hampir 100 kampung yang disetiap kampungnya memiliki Petani Sawit Mandiri,” pungkasnya. ●Tim Berau