2025-08-08 9:09

IBS Kembali Digelar, Gaungkan Visi Baterai Indonesia di Panggung Dunia

Share

HARIAN PELITA — International Battery Summit (IBS) kembali digelar. Gelaran tahun ketiga ini, kembali digelar selama dua hari di Hotel Mulia Jakarta pada 5 dan 6 Agustus 2025 wadah strategis untuk dialog dan kolaborasi di sektor baterai dan penyimpanan energi tingkat global.

Acara digelar National Battery Research Institute (NBRI) dan co-host Asosiasi Ekosistem Baterai Indonesia (Id Battery) ini menghadirkan para pejabat pemerintah diantaranya Bahlil Lahadalia selaku Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Indonesia.

Pelaku industri, akademisi, serta pemangku kepentingan internasional dengan diisi berbagai sesi keynote speech, diskusi panel, innovation showcase, dan sesi networking yang membahas teknologi baterai terkini, pengembangan standar pengujian, talenta lokal, serta peluang kerja sama internasional.

Sebagai informasi, Id Battery merupakan asosiasi yang mewadahi pelaku utama rantai nilai baterai di Indonesia. Organisasi ini berperan aktif memperkuat daya saing industri nasional melalui kolaborasi dengan pemerintah, akademisi, dan mitra internasional.

Ketua IBS 2025 dan Founder National Battery Research Institute (NBRI), Prof. Dr. rer. nat. Evvy Kartini menyampaikan bahwa acara ini menjadi bukti nyata kemajuan Indonesia dalam proses hilirisasi industri mineral.

“Banyak yang tidak tahu bahwa Indonesia sudah menjalankan hilirisasi dari nikel menjadi produk turunan seperti MHP, bahkan menuju prekursor dan katoda material. Pabrik-pabrik seperti Huayu dan ATL menunjukkan bahwa proses ini nyata terjadi di Indonesia, bukan di luar negeri,” tuturnya.

Prof. Evvy juga menambahkan bahwa hilirisasi yang dijalankan Indonesia saat ini melanjutkan kebijakan downstreaming yang menjadi Asta Cita ke-5 Presiden Joko Widodo.

“Bila sebelumnya nilai tambah nikel hanya berhenti di MHP (mixed hydroxide precipitate), kini Indonesia mendorong proses lebih lanjut hingga mencapai katoda material, yang nilai tambahnya bisa mencapai 55 kali lipat dari bahan mentah,” imbuhnya.

Prof. Evvy menyoroti pentingnya transfer teknologi dan pengembangan SDM sebagai bagian dari strategi Indonesia.

“Kita kaya mineral, tapi masih kekurangan teknologi. Maka lewat summit ini kita belajar langsung dari sumber utama, seperti CATL, Hyundai, dan lainnya. NBRI juga menginisiasi pelatihan hingga mendirikan battery school,” jelasnya. Hingga kini, lebih dari 200 perusahaan telah bergabung dalam pelatihan NBRI, termasuk Toyota, PLN, dan Astra.

Sementara Ketua Umum Asosiasi Ekosistem Baterai Indonesia (Id Battery) Reynaldi Istanto dalam sambutannya menegaskan posisi strategis Indonesia dalam industri baterai global. Ia menyerukan pentingnya membangun ekosistem baterai nasional yang terintegrasi, berkelanjutan, dan inklusif.

Ia juga menyoroti misi Id Battery untuk memperkuat industri dalam negeri dengan tetap sejalan pada standar lingkungan dan sosial global. Salah satu bentuk nyata langkah strategis ini adalah kolaborasi antara Indonesia Battery Corporation (IBC) dan International Finance Corporation (IFC) dalam penyusunan peta jalan industri baterai nasional. ●Redaksi/Rls05

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *