2025-07-24 21:49

Indonesia Siap Jadi Pemain Kunci dalam Industri Baterai Global

Share

HARIAN PELITA — Indonesia semakin memperkuat posisinya sebagai pusat pertumbuhan industri baterai dan kendaraan listrik dunia.

Menyambut penyelenggaraan International Battery Summit (IBS) 2025, berbagai kegiatan strategis telah digelar sebagai upaya memperkuat kolaborasi antara pelaku industri,pemerintah, akademisi dan mitra global dalam membangun ekosistem energi berkelanjutan.

Sebagai bagian dari visi Indonesia Maju dan implementasi Asta Cita, khususnya pada poin ke-5 terkaitmemperkuat hilirisasi dan industrialisasi untuk menambah nilai sumber daya alam, pemerintah mendoronghilirisasi sebagai strategi utama dalam transformasi ekonomi nasional.

Hilirisasi di sektor mineral kritis, termasuk nikel dan baterai, menciptakan nilai tambah dalam negeri, memperkuat kemandirian energi, serta meningkatkan daya saing Indonesia di kancah global.

Indonesia telah menunjukkan komitmennya melalui pembangunan ekosistem industri baterai kendaraan listrik terintegrasi, melalui konsorsium ANTAM–IBC–CBL di Kawasan Artha Industrial Hills (AIH), Karawang, Jawa Barat.

Inisiatif ini menjadi simbol keseriusan Indonesia dalam menjalankan hilirisasi berkelanjutan dan kini menjadi rujukan atau benchmark bagi negara-negara berkembang lainnya.

Sebagai kelanjutan dari upaya tersebut, IBS 2025 akan berlangsung pada 5–6 Agustus 2025, di Hotel Mulia Jakarta, diselenggarakan oleh National Battery Research Institute (NBRI) bersama Id Battery sebagai co-host dan Pamerindo sebagai co-organizer, serta didukung oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sebagai Ministry Co-Host dan Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) bersama Kementerian Investasi dan Hilirisasi (BKPM) sebagai Ministry Support.

Ajang ini akan menjadi forum strategis global yang menghadirkan pemangku kepentingan dari seluruh rantai nilai industri baterai dan kendaraan listrik, sekaligus platform diplomasi energi, termasuk melalui panel “Energy Diplomacy: South-South Nations Cooperation” yang akan melibatkan perwakilan dari kedutaan besar dan pelaku industri internasional.

Dalam konteks ini, arahan dan kehadiran Presiden Republik Indonesia atau perwakilan tingkat tinggi pemerintahan sangat dinantikan untuk menegaskan posisi Indonesia sebagai pemimpin kawasan dan pusat kolaborasi global.

“IBS 2025 bukan sekadar summit, tetapi gerakan kolaboratif lintas bangsa untuk membangun masa depan energi dunia khususnya Indonesia. Seperti yang kita ketahui, Indonesia memiliki sumber daya, potensi manusia dan komitmen politik yang kuat. Ini saatnya kita memimpin, bukan hanya ikut,” ujar Prof. Dr. rer.nat. Evvy Kartini, Chair of International Battery Summit 2025 dan Founder NBRI.

Sementara Reynaldi Istanto, Co-Chair of IBS 2025 dan Chairman Id Battery, menambahkan, tahun ini id Battery ingin IBS menjadi platform yang lebih inklusif—tidak hanya forum teknis, tetapi ruang dialog strategis untuk mendorong investasi, edukasi dan integrasi antara pelaku industri lokal dengan mitra global.

Dukungan penuh terhadap penyelenggaraan IBS 2025 datang dari pemerintah dan para pemangku kepentingan industri yang melihat ajang ini sebagai refleksi nyata dari kemajuan hilirisasi dan kesiapan Indonesia menjadi pemain utama. Pemerintah, melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) yang bertindak sebagai Ministry Co-Host, menekankan pentingnya hilirisasi sebagai bagian dari agenda transformasi ekonomi nasional.

Wakil Koordinator Satgas Percepatan Hilirisasi dan Ketahanan Energi Nasional (PHKEN) dan Tenaga Ahli Menteri ESDM, Dimas Muhamad menyampaikan, hilirisasi nikel dan material baterai adalah langkah konkret menuju ketahanan energi dan transformasi ekonomi hijau nasional.

“IBS 2025 sejalan dengan arahkebijakan nasional dalam memperkuat industri berbasis sumber daya strategis, dan kami mendukungpenuh upaya ini sebagai bagian dari upaya mendorong daya saing industri nasional, ” papar Dimas.

Muhammad Firmansyah, Project Director NBRI dan Executive Director Id Battery menyampaikan bahwa Indonesia membutuhkan roadmap jangka panjang yang terintegrasi untuk membangun industri baterai yang kuat dan kompetitif.

“Ini tidak hanya soal kendaraan listrik, tetapi juga pemanfaatan teknologipenyimpanan energi untuk masyarakat—misalnya pemanfaatan panel surya dan baterai di sektor rumahtangga dan industri. IBS 2025 menjadi titik temu penting untuk menyatukan visi tersebut, ” kata Firmansyah. ●Redaksi/Rls

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *