2025-05-24 11:25

Second Life Indonesia dan Kafe Excelso Gelar Program Merekatkan Hubungan Kasih

Share

HARIAN PELITA—-Beban perempuan di masa pandemi menjadi semakin tinggi. Ini terbukti di antaranya, dari meningkatnya masalah perceraian, kekerasan dalam rumah tangga serta jumlah perempuan dengan penyakit mental selama pandemi berlangsung.

Berusaha membantu memberikan solusi, mengedukasi dan menginspirasi serta memberdayakan perempuan Indonesia selama masa pandemi.

Café Excelso bekerjasama dengan Second Life Indonesia, sebuah platform pelatihan dan edukasi untuk memberikan harapan pada kehidupan kedua, mengadakan program siniar langsung sekaligus diskusi panel yang memberikan edukasi untuk melakukan pengaturan keuangan keluarga.

Merekatkan hubungan kasih dan keluarga kembali serta mengembangkan karir, setelah mendapatkan musibah atau pengalaman yang kurang menyenangkan selama masa pandemi.

Akan digelar  perdana pada Sabtu, 2 Juli bertempat di Café Excelso Cilandak Town Square, program siniar langsung dan diskusi panel ini bekerjasama dengan siniar Eurekawomen, Gombal.Talk dan Live for Life, menyasar pada audiens kaum perempuan, terutama yang berusia 25 sampai dengan 45 tahun.

“Kami melibatkan berbagai narasumber ahli termasuk Marviana Arum, seorang perencana keuangan serta pengarang buku Semua Bisa Kaya; Joy Pauline, seorang Life Coach serta berbagai praktisi komunikasi dan penggiat komunitas perempuan, termasuk pembawa siniar Janda Becanda, Tania; pembawa siniar Kesandung Kawin, Candra Widanarko dan Wita Wibisono, serta Poppy Dihardjo dari Komunitas Perempuan Tanpa Stigma, untuk memberikan berbagai tips dan saran dalam menghadapi beragam masalah kehidupan perempuan selama pandemi,” ucap Myrna Soeryo mewakili Second Life Indonesia.

Myrna menambahkan beberapa data selama pandemi, seperti kenaikan angka perceraian sebesar 53.50% pada tahun 2021 menjadi 447.743 kasus, di mana sebanyak 337.343 kasus atau 75.34% perceraian terjadi karena cerai gugat dari pihak istri.

Selain itu, 34% lembaga menyatakan adanya peningkatan pengaduan kekerasan dalam rumah tangga. Sebanyak 66% responden perempuan yang sudah menikah, menyatakan mengalami gangguan kesehatan mental selama pandemi seperti mudah cemas dan gelisah sebesar 50.6%,  mudah sedih 46.9% dan sulit berkonsentrasi 35.5%. ●Red/Satria

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *