2025-05-24 19:35

LBIQ Jakarta Fasilitasi Penyandang Disabilitas Belajar Al-Qur’an

Share

HARIAN PELITA — Guna memberikan dukungan dan perhatian nyata terhadap penyandang disabilitas, Lembaga Bahasa dan Ilmu Al Quran (LBIQ) Jakarta meluncurkan program pembelajaran Al-Qur’an bagi penyandang disabilitas.

Program ini didasari sebagai implementasi Undang-undang Nomor 8 Tahun 2016, bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia menjamin kelangsungan hidup setiap warga negara, termasuk para penyandang disabilitas yang mempunyai kedudukan hukum dan memiliki hak asasi manusia yang sama sebagai warga negara Indonesia dan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari warga negara dan masyarakat Indonesia.

Plt Kepala Biro Dikmental Setda Jakarta H Mukhlis, S.sos.i, M. Sos yang juga Kasubag Pembinaan Kelembagaan Mental Spiritual menyambut baik program Pembelajaran Al-Qur’an bagi kaum dipabel (tunarungu dan tunanetra).

Menurutnya, ini tindak lanjut dari harapan Komnas HAM. Di mana kegiatan ini merupakan pemberian dan perhatian pemerintah dari stunting mental spiritual.

“Tujuan daripada program ini adalah untuk menyediakan pembelajaran Al-Qur’an yang inklusif dan berkualitas khususnya bagi penyandang disabilitas,” ujar H Mukhlis.

“Di samping itu juga sebagai pemenuhan kesamaan kesempatan terhadap penyandang disabilitas dan tunarungu dalam segala aspek termasuk hak pendidikan keagamaan,” jelasnya.

Sementara itu Ketua LBIQ H Supli Ali menambahkan, setiap orang tanpa memandang kondisi fisik berhak mendapatkan pendidikan Al-Qur’an.

Salah satunya para penyandang disabilitas, sehingga mereka tidak merasa terpinggirkan atau terabaikan dalam proses pembelajaran agama.

“Manfaat lainnya adalah sangat baik untuk pengembangan potensi diri. Setiap individu memiliki potensi yang unik untuk memahami dan mengamalkan ajaran Al-Qur’an, maka dari itu, melalui program ini kita
memberikan kesempatan yang sama untuk belajar dan berkembang.

Ini merupakan wujud nyata dari ajaran Islam yang mengedepankan kasih sayang dan penghargaan terhadap sesama,” kata H Supli.

“Semoga saja dengan dibukanya program ini, para peserta dapat belajar dengan baik dan bisa memanfaatkan kesempatan ini dengan sebaik-baiknya, dan harus terus aktif dalam berpartisipasi selama program ini berlangsung,” ujar H Supli.

Perlu diketahui, program pembelajaran Al-Qur’an untuk penyandang disabilitas pada tahun 2024 ini diikuti oleh peserta tunanetra angkatan kedua sebanyak 25 orang, kemudian peserta tunarungu angkatan pertama sebanyak 25 orang, sebagai tenaga pengajar untuk tunanetra oleh Sumanto, dan tenaga pengajar tunarungu oleh Rama Syathi.

Dengan waktu belajar pada hari Kamis, pukul 10:00–12:00, sebanyak 12 kali pertemuan selama tiga bulan, sementara untuk jadwal tunarungu pada hari Jumat, pukul 13:30–15:30 sebanyak 12 kali pertemuan selama 3 bulan. ●Redaksi/DNH

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *