
Masjid Gedhe Yogya Gunakan Bentuk Atap Tajug Ceblokan
HARIAN PELITA — Bangunan utama Masjid Gedhe merupakan bangunan tradisional Jawa yang menggunakan bentuk atap tajug ceblokan lambang teplok bersusun tiga.
Ini merupakan prototipe masjid di Jawa semenjak berdirinya Masjid Demak akhir pertengahan abad XV.
Atap masjid terdiri dari 3 tingkatan yang mengandung perlambang tahap spiritual manusia, yang dapat dimaknai sebagai iman, Islam, dan ihsan.
Berbeda dari saka guru keraton yang berpenampang persegi, saka guru setinggi 27 meter dan saka-saka bagian dalam Masjid Gedhe berpenampang bulat, melambangkan kesempurnaan.
Puncak atap tajug berhiaskan makutha (mahkota) yang merupakan stilasi bunga gambir, daun kluwih, dan gada yang dimaknai sebagai pencapaian spiritual tertinggi.
Oleh karena itu, bentuk atap tajug yang mengerucut ke atas dikhususkan bagi bangunan yang disucikan dan berhubungan dengan spiritualitas ketuhanan. ●Redaksi/Keraton Jogya