2025-09-04 1:30

Menag Nasaruddin Umar Minta Maaf Soal Omongannya Masalah Profesi Guru

Share

HARIAN PELITA — Setelah ngomong sembarangan soal profesi guru sempat menimbulkan tafsir berbeda di tengah masyarakat dan kontan saja dirujak nitizen.

Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar akhirnya meminta maaf sekaligus klarifikasi atas potongan video pernyataannya tentang profesi guru yang sempat menimbulkan tafsir berbeda di tengah masyarakat.

“Saya menyadari bahwa potongan pernyataan saya menimbulkan tafsir yang kurang tepat dan melukai perasaan sebagian guru. Untuk itu, saya memohon maaf sebesar-besarnya. Tidak ada niat sedikit pun merendahkan profesi guru. Justru sebaliknya, saya ingin menegaskan bahwa guru adalah profesi mulia, karena dengan ketulusan hati merekalah generasi bangsa ditempa,” ujar Menag di Jakarta, Rabu (3/9/2025).

Menag menegaskan, dirinya pun seorang guru. Puluhan tahun hidupnya dihabiskan di ruang kelas, mendidik mahasiswa, menulis, dan membimbing. Ia menambahkan bahwa profesi guru sangat mulia, namun tetap membutuhkan perhatian dan kesejahteraan yang layak.

Menag menjelaskan berbagai langkah nyata yang telah dan sedang dilakukan pemerintah, khususnya Kementerian Agama, untuk meningkatkan kesejahteraan dan kapasitas guru.

• Kenaikan Tunjangan Profesi: Sebanyak 227.147 guru non-PNS menerima kenaikan tunjangan profesi. Dari sebelumnya Rp1,5 juta per bulan, kini naik menjadi Rp2 juta per bulan.

• Peningkatan Kompetensi: Lebih dari 102 ribu guru madrasah dan guru pendidikan agama mengikuti Pendidikan Profesi Guru (PPG) dalam jabatan. Total peserta PPG tahun 2025 mencapai 206.411 orang, naik hingga 700% dibanding tahun 2024 yang hanya 29.933 peserta.

• Pengangkatan PPPK: Dalam tiga tahun terakhir, sebanyak 52 ribu guru honorer berhasil diangkat menjadi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).

“Semua ini adalah bentuk nyata perhatian negara terhadap peningkatan kesejahteraan sekaligus penguatan kapasitas guru,” tegas Menag.

Di akhir pernyataannya, Menag kembali menekankan bahwa profesi guru bukan sekadar pekerjaan, melainkan panggilan jiwa. ●Redaksi/Satria

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *