2025-05-28 7:23

Tahun Baru Imlek dan Bandeng Rawa Belong Tradisi Tionghoa dan Cap Go Meh

Share

HARIAN PELITA — Tahun Baru Imlek merupakan perayaan tahun baru dalam kalender lunar Tionghoa, yang juga dikenal sebagai Cap Go Meh.

Perayaan ini biasanya jatuh pada bulan Januari atau Februari dalam kalender Gregorian.

Tahun Baru Imlek dirayakan oleh masyarakat Tionghoa di seluruh dunia dan di beberapa negara Asia lainnya.

Dimana pada tahun ini Tahun Baru Imlek jatuh pada hari sabtu 10 Februari 2024 atau tahun baru imlek 2575 kongzili, sekaligus ada beberapa tradisi dan kebiasaan umum dengan perayaan ini.

Diantaranya reuni keluarga

Seperti perayaan tahun baru pada umumnya, Tahun Baru Imlek menjadi waktu yang penting untuk berkumpul dengan keluarga.

Banyak orang Tionghoa yang pulang kampung untuk merayakan bersama keluarga besar.

Makanan khas
Makanan khas Tionghoa yang disajikan selama perayaan ini, termasuk makanan-makanan yang memiliki makna simbolis. Misalnya dumpling yang melambangkan kekayaan, dan ikan yang melambangkan kemakmuran.

Hiasan merah
Warna merah diyakini membawa keberuntungan dalam budaya Tionghoa. Banyak dekorasi rumah, pakaian, dan barang-barang lainnya yang berwarna merah selama perayaan Tahun Baru Imlek.

BaronggolekBarongsai dan Baronggolek Pertunjukan barongsai dan baronggolek sering dilakukan di jalan-jalan untuk mengusir roh jahat dan membawa keberuntungan.

Sementara itu disisi lain dalam hal budaya kearifan lokal masyarakat Betawi Rawa belong, Kemanggisan, Kebon Jeruk dan sekitarnya melahirkan akulturasi budaya sejak lama yaitu tradisi Hantaran Ikan Bandeng ke orang tua, guru dan sanak saudara.

Tradisi ini berlangsung sejak tahun 1970-an hal ini merujuk pada suatu acara atau kegiatan khusus yang terkait dengan ikan bandeng dan lokasinya di Rawa Belong.

Ikan bandeng sendiri adalah jenis ikan laut yang cukup populer di Indonesia dan bagi masyarakat Tionghoa. Bandeng itu sendiri memiliki arti keberkahan dan kemakmuran.

Seperti ketika HarianPelita menemui pedagang ikan bandeng yang memiliki lapak sejak tahun 1989 bernama Bang Abdul menceritakan eratnya ikatan budaya ini dan mendapatkan keberkahan dari dagangan ikan bandengnya pada setiap tahunnya.

Menurut Bang Abdul, ikan bandeng yabg dijual berada kisaran Rp65.000 sampai Rp75.000 perkilonya dan dilengkapi dengan pete dan kecap sebagai pelengkap hantaran. •Redaksi/M Zen

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *