2025-06-27 2:43

Begini Kondisi Candi Borobudur Saat Pertama Kali Ditemukan Kembali

Share

HARIAN PELITA — Candi Borobudur ditemukan kembali oleh orang-orang Eropa pada tahun 1814, saat Inggris menguasai Pulau Jawa di bawah pimpinan Gubernur Jenderal Thomas Stamford Raffles.

Raffles adalah seorang penjelajah dan peneliti yang sangat tertarik dengan sejarah dan kebudayaan Jawa.

Dia mendengar kabar tentang adanya sebuah monumen kuno raksasa di dekat Magelang dari seorang bupati Yogyakarta bernama Tan Jin Sing.

Raffles kemudian menugaskan seorang insinyur Belanda bernama Cornelius untuk menggali informasi lebih lanjut tentang monumen tersebut.

Cornelius bersama dengan seorang mandor dan seorang pemandu setempat pergi ke Desa Bumisegoro, tempat di mana monumen itu berada.

Setelah menembus semak belukar dan tanah yang menutupi candi, mereka akhirnya sampai di lokasi.

Kondisi Candi Borobudur saat pertama kali dilihat Cornelius sangat memprihatinkan. Hampir seluruh bagian candi rusak, sebagian bangunan terkubur, sebagian lagi sudah ditumbuhi oleh semak belukar.

Pembersihan Mahakarya Wangsa Sailendra itu berlangsung selama dua bulan dengan bantuan 200 warga desa.

Mereka menggali tanah yang menimbun candi, serta memotong dan membakar semak belukar yang menyelimuti candi.

Khusus untuk penggalian, Cornelius terpaksa membatasinya karena tidak ingin Borobudur runtuh.

Namun, meski meminta informasi tentang Borobudur dan sering mendapat laporan dari Cornelius, Raffles sendiri tidak banyak menulis mengenai Borobudur dalam buku-bukunya.

Bahkan dalam karya besarnya, History of Java (1817), hanya ada beberapa kalimat yang menyebut Borobudur.

Kerusakan parah terlihat di candi yang memiliki enam tingkat berbentuk persegi dan tiga tingkat berbentuk lingkaran itu.

Teras melengkung bergelombang karena gempa, batu-batu penyusun stupa jatuh dan berserakan di teras lantai.

Di lantai 8, 9, dan 10 atau yang dikenal dengan tingkat Arupadhatu, kondisi candi sangat memprihatinkan.

Stupa utama yang biasa kita lihat dari kaki Borobudur hanya tinggal rongga menganga yang berisi batu-betu penyusunnya.

Stupa di sekitar stupa utama juga sebagian runtuh. Batu-batu ‘pengunci’ yang berbentuk ekor burung, takikan, tipe alur dan lidah, serta tipe purus dan lubang tak lagi menempel, sebagai mana fungsi seharusnya.

Debu vulkanis dan material lahar ‘tersebar’ di sekitar candi. Hal ini pula yang menyebabkan semak belukar tumbuh dan menyelimuti candi.

Diduga gempa yang sangat kuat (juga gunung meletus) yang membuat kondisi candi Borobudur sangat hancur saat pertama kali dilihat oleh Cornelius. ●Redaksi/Sumber Intisari.grid.id

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *