HARIAN PELITA — Maraknya teknologi digital dan kecanggihan kecerdasan buatan (AI), Anggota Komisi I DPR RI Sarifah Ainun Jariyah mengingatkan seluruh warga agar tetap waspada terhadap modus kejahatan terbaru: panggilan telepon hening (tanpa suara).

Ia menjelaskan bahwa pelaku dapat merekam suara seseorang dan kemudian memanfaatkan rekaman tersebut untuk membuat versi palsu menggunakan AI — teknik yang dikenal sebagai voice-spoofing.

Suara palsu ini bisa digunakan untuk penipuan atau manipulasi, sehingga keamanan digital kita berada dalam bahaya nyata.

Sarifah mendesak supaya masyarakat jangan lengah ketika menerima panggilan asing atau nomor tak dikenal yang tiba-tiba hening.

“Bila ada panggilan yang terasa janggal, lebih baik langsung ditutup saja dan nomor segera diblokir,” ujarnya.

Menurutnya, langkah toleransi terlalu lama bisa membuka jalan bagi penyalahgunaan identitas digital, penipuan, atau pelanggaran privasi yang lebih luas.

Ia juga menekankan bahwa keamanan digital bukan hanya tanggung jawab individu semata, melainkan tanggung jawab bersama — keluarga, komunitas, dan terutama negara.

Edukasi tentang keamanan data, pemblokiran nomor asing, dan kesadaran terhadap perkembangan modus kejahatan digital harus menjadi prioritas.

Selain itu, Sarifah mengajak masyarakat untuk membantu menyebarkan informasi ini, agar potensi penyalahgunaan suara lewat AI tak terus berkembang tanpa kontrol.

Situasi ini menjadi alarm bagi kita semua: teknologi membawa kemajuan, tetapi juga risiko baru. Suara kita — yang seharusnya menjadi id€ntitas personal yang sakral — kini bisa digandakan oleh mesin.

Karenanya, kewaspadaan, literasi digital, dan solidaritas dalam menjaga keamanan d∆ta dan komunikasi adalah kunci agar kita tidak menjadi k®ban dari rekaman dan p€nipvan digital. ●Redaksi/DPR/Alia