2025-05-23 23:18

Kampus UAD Yogyakarta Kini Miliki Profesor Termuda di Indonesia

Share

HARIAN PELITA — Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta kini memiliki Profesor termuda di Indonesia, dengan menyandang gelar Profesor. Dengan menyandang gelar Profesor, dosen muda itu juga dikukuhkan sebagai Guru Besar Bidang Pendidikan Matematika.

Dosen muda itu bernama Rully Charitas Indra Prahmana, yang hari ini, Rabu (9/11/2022) secara sah dan legal setelah ditetapkan menjadi Profesor, memiliki nama lengkap sebagai Prof Dr Rully Charitas Indra Prahmana SSi, MPd.

Selain dikukuhkan sebagai Profesor termuda dan menjadi guru besar, melalui sidang terbuka Senat Kampus UAD Yogyakarta, ia juga menerima sertifikat dari Musium Rekor Dunia Indonesia (Muri) sebagai putra bangsa termuda yang berhasil menyandang gelar Profesor.

Rektor UAD, Dr. Muchlas, M.T mengucapkan selamat kepada Profesor muda itu. Muchlas menyatakan UAD bangga memiliki Profesor dan Guru Besar yang masih muda karena menandakan jika Kampus UAD terus konsen mengembangkan kualitas pendidikan.

Selain itu, Muchlas juga mengatakan jika Prof Rully Charitas Indra Prahmana merupakan profesor ke sembilan yang dihasilkan UAD. Namun satu orang profesor telah meninggal dunia, sedangkan profesor dari luar UAD sebanyak 20 orang. Sehingga saat ini, UAD hanya memiliki 28 orang guru besar.

Saat ini, menurut Muchlas, UAD terus berupaya untuk terus menambah jumlah guru besar. Dalam waktu dekat ada tiga calon guru besar yang akan diusulkan ke LLDikti Wiyalah V DIY.

“Saat ini kami 5 Akademisi yang baru ujian, ada 3 Akademisi yang akan diajukan menjadi Profesor, dan yang akan mengajukan sebagai Profesor ada 12 Orang. Dalam waktu dekat, akan ada 10 orang yang akan diusulkan menjadi guru besar dan ada 30 orang yang sedang diinkubasi,” ujar Muchlas, Rabu (9/11/2022).

Sebagai informasi, sebelumnya Prof Dr Rully Charitas Indra Prahmana SSi, MPd merupakan dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Ahmad Dahlan (FKIP UAD). Setelah dilantik menjadi Profesor dan Guru Besar, ia kini menjabat sebagai Ketua Prodi Magister Ilmu Pendidikan Matematika di UAD Yogyakarta.

Rully Charitas yang lahir di Medan, 24 Januari 1987, mengatakan masa kerja bisa meraih gelar profesor dalam waktu 10 tahun, enam bulan di UAD. Ia mengaku saat ini menjadi profesor kesembilan di UAD.

“Sebab angka 9 kalau dikalikan dengan angka berapa pun, hasilnya jika dijumlahkan tetap 9,” kata Rully.

Muchlas berharap Profesor termuda itu untuk tetap rendah hati, terus berjuang meningkatkan kualitas dan bermanfaat bagi orang lain.

“Menduduki jabatan guru besar, menambah tanggung jawab terhadap diri dan institusi. Ada yang ‘Diatas’, yang mengetahui, masih ada yang lebih mengetahui. Artinya, meskipun sudah menduduki jabatan tertinggi tetap rendah hati,” kata Muchlas.

Selain itu, kata Muchlas, Profesor termuda ini agar meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan kepada yang lebih yunior. Bahkan tidak boleh sungkan untuk mengingatkan Muchlas tentang paper sebagai persyaratan menjadi guru besar.

Kemudian ia juga berpesan untuk meningkatkan pengabdian dalam mengembangkan ilmu pengetahuan.

“Jangan sampai karena sudah guru besar tidak ada spirit lagi untuk berkarya. Pak Rully masih muda dan memiliki waktu yang panjang. Kami berharap ada pengoptimalan pengabdian,” katanya.

Rully berhasil menyandang gelar Profesor setelah sebelumnya menyelesaikan disertasi yang sederhana dan menarik, yaitu tentang ‘Pembelajaran Matematika Realistik Berkonteks Budaya Indonesia’.

Sebelumnya ia menempuh pendidikan S1 Jurusan Matematika di UGM yang diselesaikannya dalam waktu 3 tahun 8 bulan. Setelah itu ia berubah konsentrasi dengan mengambil program magister pendidikan matematika di Universitas Sriwijaya.

Selanjutnya ia mengambil program doktoral Pendidikan Matematika di Universitas Indonesia (UI) dan bisa lulus dalam waktu 3 tahun. Ia menjadi lulusan pertama di angkatannya. ●Red/Bayu

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *