2025-05-31 7:15

Kolaborasi Unas dengan Pemerintah Kabupaten Anambas Kembangkan Ekowisata Berbasis Pekat Maritim

Share

HARIAN PELITA — Universitas Nasional (Unas) dengan Pemkab Kepulauan Anambas, Kepulauan Riau serius memperkuat pengembangan ekowisata berbasis penguatan komunitas adat maritim (Pekat Maritim), September 2023

. Kegiatan ini mendapat dukungan dari dana matching fund (MF) Kedaireka Kemenristekdikti tahun 2023 dengan Pemkab Anambas, yang dalam hal ini Disparbud Pemkab Anambas sebagai mitra langsung.

Dr Erna Ermawati Chotim, M.Si sebagai Ketua Tim Kedaireka Unas sekaligus sebagai Dekan Fisip Unas melalui kegiatan MF Kedaireka mengusung gagasan dan implementasi sebuah model Pekat Maritim dalam meningkatkan pemberdayaan sosial budaya dan ekonomi di Kabupaten Anambas.

“Kegiatan ini berisi serangkaian kegiatan, dimulai dari FGD yang berisi resource building, community based empowerment, penyusunan modul Pekat Maritim sekaligus pelatihan kepada Pokdarwis (Kelompok Sadar Wisata) Kab. Anambas, Perumusan Naskah Akademik Pengelolaan Wisata Maritim Berbasis Masyarakat dan Budaya di Kab Anambas, Rapat konsultasi multipihak untuk mendorong Peraturan Bupati (Perbup) sampai pada penyusunan RAD (Rencana Aksi Daerah) untuk dapat memastikan Pengelolaan Wisata Maritim Berbasis Masyarakat dan Budaya di Kab. Anambas bisa berjalan dan berkelanjutan,” kata Erna.

Bupati KKA Anambas Abdul Haris sangat menyambut baik dan mendukung sepenuhnya kegiatan Kedaireka Pekat Maritim ini. Komitmen ditunjukan pada kolaborasi support dalam bentuk in cash maupun in kind untuk memastikan Model Pekat Maritim dalam rangka penguatan komuntas adat maritim di KKA dapat diperkuat sehingga memberikan pertumuhan wisata sekaligus kesejahteraan masyarakat.

“Model Pekat Maritim ini merupakan sebuah terobosan gagasan dari kalangan perguruan tinggi Unas dan Pemkab KKA untuk memastikan bahwa pengembangan pariwisata harus bersifat integral, holistic dan memenuhi prinsip-prinsip berbasis masyarakat, beridentitas, berkelanjutan, bertanggung jawab dan terpadu,” future Abdul Harris.

Melalui gagasan Model Pekat Maritim ini berusaha dibangun kesadaran dan penguatan masyarakat local sehingga pariwisata diharapkan dapat memberikan keuntungan dan kesejahteraan bagi masyarakat lokal. Pengembangan ekowisata maritim harus terintegrasi dengan masyarakat local dengan seluruh nilai dan praktik budayanya sehingga pengembangan wisata tidak meninggalkan masyarakatnya.

Kegiatan ini juga diikuti oleh kegiatan KKNT (Kuliah Kerja Nyata Tematik)-MBKM yang melibatkan mahasiswa dari lima program studi : Prodi Politik, Prodi Hubungan Internasional, Prodi Sosiologi, Prodi Adminstrasi Publik dan Prodi Komunikasi. Mahasiswa terlibat langsung pada kegiatan perumusan dan implementasi Model Pekat Maritim.

Melalui kegiatan ini mahasiswa bisa terjun langsung pada pengembangan dan penguatan komunitas maritim, belajar pada masyarakat dengan berbagai karakteristik dan kompleksitasnya, belajar berbagi dan memecahkan masalah di tingkat riil. Kegiatan ini sangat kosntruktif bagi mahasiswa karena bisa emmbekali tidak saja pengetahuan, tapi skill yang akan sangat berguna bagi penguatan pembelajaran maupun pengalaman yang bisa dikembangkan di masa depan. •Redaksi/Rls04

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *