
Mukernas VII BEM PTNU se-Nusantara: Peran Mahasiswa Nahdiyin Tangkal Radikalisme dan Intoleran
HARIAN PELITA —– BEM PTNU Se-Nusantara merupakan aliansi BEM/ DEMA Perguruan Tinggi yang berafiliasi dengan Nahdatul Ulama (NU) yang ada di Indonesia.
Koordinator Wilalayah (Korwil) BEM PTNU DIY menjadi tuan rumah MUKERNAS VII yang dilaksanakan pada tanggal 17-19 September 2022 lalu di Universitas Alma Ata Yogyakarta dengan tema “Menyatukan Rasa Untuk Satu Asa Menyongsong Abad Kebangkitan Baru NU”.
Kegiatan itu diikuti oleh 200an peserta yang merupakan Presiden Mahasiswa (Presma) dan anggota perwakilan kampus PTNU se Nusantara.
“Acara itu dibuka oleh Prof. Dr. Hamam Hadi, MS., Sc.D., Sp.GK. menggantikan Rencana awal Mukernas yang awalnya akan dibuka oleh Wakil Presiden RI KH. Ma’ruf Amin, namun beliau ada agenda yang tidak bisa ditinggalkan,” ujar Achmad Baha’ur Rifqi selaku Sekretaris Nasional (Seknas) BEM PTNU Se-Nusantara saat dikonfirmasi awak media, Rabu (21/9/2022) siang.
Achmad Baha’ur Rifqi atau yang lebih akrab disapa Baha’ ini menyampaikan jika Seminar Nasional dalam rangkaian Mukernas salah satunya mengangkat tema “Peran Mahasiswa Nahdiyin Dalam Menangkal Radikalisme Dan Intoleran Demi Mewujudkan Keseimbangan Demokrasi” dengan narasumber dari aktivis NU, Gus Ahmad Syauqi (Putra Wakil Presiden RI KH Ma’ruf Amin), Kombes Pol. Syahbuddin, SIK (Dirintelkam Polda DIY) dan Kombes Pol Sunadi, SIK, MH (Kasat Gaswil Densus 88 DIY).
Dalam kesempatan saat memberikan materi, Gus Ahmad Sauqi menyampaikan bahwa mahasiswa yang berbasis NU jangan sampai terkontaminasi dengan ajaran paham radikal, mahasiswa itu sudah dianggap sebagai orang yang berilmu.
“Pancasila merupakan ideologi kehidupan bangsa kita,” tegas Gus Sauqi saat memberikan materi.
Selain itu, ditempat yang sama, Dirintelkam Polda DIY, Kombes Pol Syahbuddin, SIK juga berharap mahasiswa Nahdiyin agar giat belajar dan bermanfaat bagi masyarakat sekitar.
“Untuk mahasiswa belajarlah agar bermanfaat bagi orang sekitar, menghargai setiap suku agama dan ras, hati-hati dalam bermedia sosial, jangan asal mau menerima pemikiran ajaran dan jangan terprovokasi yang mana dapat memecahkan kesatuan negara,” ujar Kombes Pol Syahbuddin, S.I.K dalam seminar.
Dalam seminar yang sama, Kasatgaswil Densus 88 DIY menyampaikan bahwa terorisme tidak identik dengan satu agama tapi karena perbuatannya terorisme bisa dilakukan oleh siapa saja yang terpengaruh terhadap ajaran radikal.
“Modus penyebaran radikalisme di kampus antara lain dibawa oleh kelompok keagamaan ekslusif dan puritan,” jelasnya.
Diakhir pernyataannya, Seknas PTNU se-Nusantara berharap Mukernas PTNU kali ini merupakan momentum kebangkitan BEM PTNU se-Nusantara yang beberapa tahun belakangan ini mengalami kevakuman.
“Rangkaian acara Mukernas kali ini merupakan momentum untuk kembali bangkit dari kevakuman BEM PTNU Se-Nusantara dalam beberapa tahun terakhir dan di Yogyakarta ini menjadi tombak awal kebangkitan dan kontribusi nyata BEM PTNU Se-Nusantara bagi Nahdlatul Ulama dan Indonesia sesuai dengan tema seminar,” pungkas Baha’. ●Red/Bayu