2025-05-24 4:48

Puncak Dies Natalis ke-56, Usakti Gelar Sidang Terbuka dan Orasi Ilmiah secara Hibrid

Share

HARIAN PELITA — Untuk memperingati Die Natalis ke-56, Universitas Trisakti (Usakti) menggelar berbagai rangkaian kegiatan baik yang secara resmi dan sebagai penunjang. Rangkaian acara resmi terbagi atas empet bidang yang mencakup Bidang Orasi Ilmiah (Sidang Senat), Bidang Kegiatan Ilmiah, Bidang Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM), dan Bidang Penghargaan.

Sementara kegiatan acara penunjang terdiri dari lima bidang meliputi Bidang Lomba Penilaian Kinerja Fakultas diantaranya: Lomba Sustainable Faculty, Lomba Inovasi dan Pemanfaatan IT dalam Pembelajaran Daring, Lomba Fakultas Tangguh Era Norma Baru, Lomba Partisipasi, Peran dan Kegiatan Alumni.

Adapun tema dari peringatan Dies Natalis kali ini adalah ‘Resiliensi Universitas Menuju Pendidikan Tinggi Berbudaya, Berkualitas dan Inovatif untuk Mewujudkan Pembangunan Berkelanjutan di Era Norma Baru’.

Puncak dari seluruh rangkaian peringatan Dies Natalis ke-56 Usakti yang digelar secara hibrid bertempat di Auditorium Fakultas Kedokteran dan Fakultas Kedokteran Gigi Kampus B Usakti Jakarta pada Senin (29/11) dengan menggelar orasi ilmiah dan penyerahan penghargaan-penghargaan dan beasiswa.

Acara dipimpin langsung secara luring oleh Rektor Universitas Trisakti Prof. Dr. Ir. Kadarsah Suryadi, DEA dan dihadiri secara daring Ketua Yayasan Trisakti Dr. Bimo Prakoso MPA MSc, Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Wilayah III Prof. Dr. Agus Setya Budi, MSc dan Orasi Ilmiah dengan tema: ”Resiliensi di Bidang Kesehatan , Oleh: Ir. Budi Gunadi Sadikin, CHFC, CLU, Menteri Kesehatan RI yang dibacakan oleh Staf Ahli Menteri Kesehatan dr. Kirana Pritasari.

Dalam sambutannya, Rektor Kadarsah Suryadi bersyukur, hingga saat ini Usakti mampu mempertahankan eksistensinya sebagai salah satu universitas terbaik di Indonesia.

“Alhamdulillah Universitas Trisakti bisa mempertahankan branding dan reputasinya, karena harapan kami semua, Universitas Trisakti bisa terus dikenal masyarakat luas,” tutur Prof. Kadarsah.

Rektor menambahkan, Usakti ingin mempertahankan reputasi Usakti untuk dihargai dan disegani oleh semua pihak di dalam maupun luar negeri. Di era revolusi industri 4.0 saat ini, Usakti memiliki tantangan untuk melahirkan entrepreneur-entrepeneur baru. Untuk mewujudkan hal itu, Usakti terus bertransformasi menuju Entrepreneurial University.

“Harapan kami, jumlah entrepreneur yang dihasilkan Universitas Trisakti semakin banyak. Karena semakin banyak entrepreneur di suatu negara, maka semakin maju ekonomi negara tersebut,” imbuhnya.

Berbagai upaya dilakukan untuk menjadikan Usakti Entrepreneurial University, mulai dari menghadirkan mata kuliah terkait kewirausahaan hingga menjalin kerja sama dengan lembaga internasional.

“Secara kelembagaan, Usakti sudah membangun inkubator bisnis yang disebut College Preneur,” kata Prof. Kadarsah.

Melalui inkubator bisnis ini, dua kesulitan terbesar para entrepreneur dan startup baru diharapkan bisa dipecahkan yaitu akses kepada market yang berkelanjutan dan akses kepada investor.

“Di sini peran inkubator yang kami bangun untuk mempertemukan para startup, para inovator dengan para pemilik pasar dan investor. Jadi ini yg kita lakukan,” imbuhnya.

Rektor menargetkan, setidaknya empat persen lulus Trisakti bisa menjadi entrepreneur baru. “Harapan kami setidaknya ada empat persen lulusan yg menjadi entrepreneur setelah tiga tahun lulus, yang mana kalau di perguruan tinggi di luar negeri, targetnya sebesar delapan persen, ” paparnya.

Di akhir sambutannya, Rektor menyitir makna dari lagu yang dipopulerkan D’Masiv, yakni syukuri apa yang ada, hidup adalah anugrah. “Dan yang terakhir, lakukan yang terbaik untuk kampus kita tercinta ini.” pungkas Prof. Kadarsah.

Acara diakhiri dengan pemberian penghargaan dan beasiswa kepada para karyawan yang berprestasi. ●Red/Rls9

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *