2025-05-29 6:57

Hidup yang Kita Keluhkan dan Hidup yang Orang Lain Inginkan

Share

KETIKA kita melihat kehidupan orang lain ada kalanya hati kecil kita berkata; enak ya hidupnya dia serba ada serba mudah terlihat tanpa beban, kita hanya menerka-nerka kita nggak tahu apa yang mereka rasakan yang sebenarnya

Pun sebaliknya mereka berkata enaknya hidup orang itu sederhana tapi bahagia tanpa beban tanpa harus memikirkan masalah rumit, padahal mereka nggak tahu juga apa yang dirasakan orang yang sedang menari-nari dalam pikirannya.

Itulah hidup tidak selalu mulus dan lurus. Terkadang kita harus mengikuti alur cerita. Meskipun dipaksa, kita dapat mempertimbangkan apa yang kita rencanakan untuk menjadi yang terbaik bagi kita, tetapi Tuhan jualah yang menentukan sebagai pemilik kehidupan, tentu saja Ia tahu lebih baik apa yang terbaik bagi kita sebagai umat-Nya.

Terkadang kita merasa hidup kita masih kurang. Kita selalu mengeluh dengan keadaan kita. Merasa tidak puas dengan apa yang telah didapat. Sehingga muncul rasa iri kepada orang di luar sana yang memiliki kehidupan mewah dan glamour.

Namun perlu kita ketahui, kehidupan mereka yang nampak bahagia itu belum tentu kenyataanya demikian. Apa yang kita lihat dari sosial media tentang kehidupan seseorang belum tentu demikian dalam kehidupan nyata. Jangan pernah tertipu. Bisa jadi malah terjadi sebaliknya dari pengelihatan kita.

Setiap manusia memiliki masalah, jalan hidup dan kebutuhan masing-masing tanpa orang lain ketahui.

Inilah yang kita dan orang lain rasa dalam menjalani kehidupan, bukankah ada pepatah yang mengatakan bahwa yang ditunggu di dunia ini hanyalah kematian.

Sebelum kita pulang ketempat sesungguhnya ini yang kita jalani setiap hari dan tentunya ibadah agar segala yang kita lakukan diberi kemudahan oleh Allah SWT.

Bukti bahwa setiap manusia memiliki jalan hidup masing-masing

Ada yang berpenghasilan besar, tapi habis untuk menanggung hutang orang tua.

Ada yang jabatannya bagus, tapi pulang ke rumah tiga bulan sekali.

Ada yang dekat dengan keluarga, tapi gaji hanya cukup untuk hidup sendiri dan sehari-hari.

Jalan kita sama-sama terjal, yang membedakan hanyalah jenis batu dan arah jalannya.

Ada yang diharuskan merantau demi ekonomi keluarga yang lebih baik.
Ada yang harus stay di rumah untuk menemani orang tua

Pepatah Jawa mengatakan hidup itu “sawang-sinawang” atau fatamorgana, dilihat ada tapi tidak ada.

Terkadang kita melihat hidup orang lain enak, padahal belum tentu enak bagi mereka yang menjalani, begitu juga sebaliknya ketika mereka melihat kehidupan kita.

Bahagia untuk kita semua, bahagia itu kita yang rasa dan ciptakan. Allah tidak memberikan kebahagiaan karena kebahagiaan itu amat sangat tergantung pada diri kita sendiri.

Ada yang single tapi punya banyak waktu luang dan penghasilan. Ada yang berpasangan saling cinta tapi terhalang restu. Karena perbedaan keyakinan

Ada yang sudah hidup bersama, indah, makmur tapi belum juga diberi titipan Tuhan berupa momongan.

Ukuran bahagia manusia tidak jauh dari sabar dan syukur, sabar dan syukurlah maka Allah akan membasuh segala luka kita

Jangan pernah menyerah dalam berjuang jangan berhenti walau langkahmu terasa semakin berat. Mungkin diujung nanti, banyak hal-hal baik yang menanti untuk kalian jemput.

Tidak ada manusia yang baik-baik saja di dunia ini, semua sedang menjalani cobaan dan ujiannya masing-masing

Semoga menginspirasi dan memotivasi diri menjadi orang yang kuat dan bermanfaat.

Be strong! Never give up

Editor: Agatha

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *