2025-05-24 4:43

Jasa Besar Raden Saleh untuk Kebun Binatang Ragunan

Share

HARIAN PELITA — Jika datang ke Kebun Binatang Ragunan (KBR) Jakarta Selatan, pengunjung akan mendapati patung setengah badan yang tak lain sosok Raden Saleh Sjarief Boestaman (1807-1880).

Lalu, apa hubungan Raden Saleh yang merupakan pelukis legendaris Indonesia dengan keberadaan Ragunan sebagai taman margasatwa.

Ya, Kebun Binatang Ragunan yang berada di Jakarta Selatan ini, awalnya tidak berlokasi di Jalan Harsono RM Jakarta Selatan, tapi di Jalan Cikini Raya Nomor 73, Menteng, Jakarta Pusat.

Saat pertama berdiri, kebun binatang ini menempati lahan seluas 10 hektare dan dikelola oleh Culture Vereniging Planten en Dierentuin at Batavia atau Perhimpunan Penyayang Flora dan Fauna Batavia.

Lahan 10 hektare tersebut merupakan hibah dari Raden Saleh, seorang pelukis paling kenamaan Indonesia yang karya-karyanya terkenal hingga ke Eropa.

Pada 1864, di atas lahan tersebut dibangun planten en dierentuin atau taman dan kebun binatang. .

Memasuki pertengahan abad 20 antara tahun 1946-1949, planten en dierentuin berganti nama menjadi Kebun Binatang Cikini. Saat itu, Kebun Binatang Cikini menjadi salah satu tempat favorit warga Jakarta untuk berwisata.

Namun demikian, lokasi Kebun Binatang Cikini yang berada di pusat kota ini tak memungkinkan lagi untuk berkembang. Kebun binatang ini tak bisa lagi diperluas padahal penambahan ruang untuk koleksi binatang masih tetap diperlukan.

Pada tahun 1964. Pada masa Gubernur DCI Jakarta Dr Soemarno dibentuk Badan Persiapan Pelaksanaan Pembangunan Kebun Binatang untuk memindahkan dari Jl. Cikini Raya No 73 ke kawasan Pasar Minggu, Jakarta Selatan yang diketuai oleh Drh. T.H.E.W. Umboh.

Pemerintah DKI Jakarta menghibahkan lahan seluas 30 hektare di Ragunan, Pasar Minggu. Jaraknya kira-kira 20 Km dari pusat kota. Kepindahan dari Kebun Binatang Cikini ke Ragunan membawa lebih dari 450 ekor satwa yang merupakan sisa koleksi terakhir dari Kebun Binatang Cikini.

Kebun binatang baru pun dibangun di atas lahan seluas 85 hektare dengan menghabiskan waktu sekitar 2 tahun.

Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin kemudian meresmikan kebun binatang baru yang bertepatan dengan HUT Kota Jakarta ke-439, yakni pada tanggal 22 Juni 1966. Saat diresmikan, kebun binatang baru ini diberi nama Taman Margasatwa Jakarta.

Sepuluh tahun kemudian tepatnya 1974, Taman Margasatwa Jakarta kembali berubah nama menjadi Kebun Binatang Ragunan dipimpin oleh Benjamin Galstaun direktur pertama waktu itu.

Pada tahun 1983 tempat ini berubah namanya menjadi Badan Pengelola Kebun Binatang Ragunan. Kemudian Pada tahun 2001 berubah lagi menjadi Kantor Taman Margasatwa Ragunan.
Jejak Raden Saleh di Kebun Binatang Ragunan

Jika datang ke Kebun Binatang Ragunan (KBR) Jakarta Selatan, pengunjung akan mendapati patung setengah badan yang tak lain sosok Raden Saleh Sjarief Boestaman (1807-1880).

Lalu, apa hubungan Raden Saleh yang merupakan pelukis legendaris Indonesia dengan keberadaan Ragunan sebagai taman margasatwa.

Ya, Kebun Binatang Ragunan yang berada di Jakarta Selatan ini, awalnya tidak berlokasi di Jalan Harsono RM Jakarta Selatan, tapi di Jalan Cikini Raya Nomor 73, Menteng, Jakarta Pusat.

Saat pertama berdiri, kebun binatang ini menempati lahan seluas 10 hektare dan dikelola oleh Culture Vereniging Planten en Dierentuin at Batavia atau Perhimpunan Penyayang Flora dan Fauna Batavia.

Lahan 10 hektare tersebut merupakan hibah dari Raden Saleh, seorang pelukis paling kenamaan Indonesia yang karya-karyanya terkenal hingga ke Eropa.

Pada 1864, di atas lahan tersebut dibangun Planten en Dierentuin atau taman dan kebun binatang. .

Memasuki pertengahan abad 20 antara tahun 1946-1949, Planten en Dierentuin berganti nama menjadi Kebun Binatang Cikini. Saat itu, Kebun Binatang Cikini menjadi salah satu tempat favorit warga Jakarta untuk berwisata.

Namun demikian, lokasi Kebun Binatang Cikini yang berada di pusat kota ini tak memungkinkan lagi untuk berkembang. Kebun binatang ini tak bisa lagi diperluas padahal penambahan ruang untuk koleksi binatang masih tetap diperlukan.

Pada tahun 1964. Pada masa Gubernur DCI Jakarta Dr Soemarno dibentuk Badan Persiapan Pelaksanaan Pembangunan Kebun Binatang untuk memindahkan dari Jl. Cikini Raya No 73 ke kawasan Pasar Minggu, Jakarta Selatan yang diketuai oleh Drh. T.H.E.W. Umboh.

Pemerintah DKI Jakarta menghibahkan lahan seluas 30 hektare di Ragunan, Pasar Minggu. Jaraknya kira-kira 20 Km dari pusat kota. Kepindahan dari Kebun Binatang Cikini ke Ragunan membawa lebih dari 450 ekor satwa yang merupakan sisa koleksi terakhir dari Kebun Binatang Cikini.

Kebun binatang baru pun dibangun di atas lahan seluas 85 hektare dengan menghabiskan waktu sekitar 2 tahun.

Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin kemudian meresmikan kebun binatang baru yang bertepatan dengan HUT Kota Jakarta ke-439, yakni pada tanggal 22 Juni 1966. Saat diresmikan, kebun binatang baru ini diberi nama Taman Margasatwa Jakarta.

Sepuluh tahun kemudian tepatnya 1974, Taman Margasatwa Jakarta kembali berubah nama menjadi Kebun Binatang Ragunan dipimpin oleh Benjamin Galstaun direktur pertama waktu itu.

Pada tahun 1983 tempat ini berubah namanya menjadi Badan Pengelola Kebun Binatang Ragunan. Kemudian Pada tahun 2001 berubah lagi menjadi Kantor Taman Margasatwa Ragunan.

Pada tahun 2010 namanya berubah menjadi BLUD ( Badan Layanan Umum Daerah ) Taman Margasatwa Ragunan. Saat ini luas Taman Margasatwa Ragunan mencapai 147 Hektar dengan koleksi satwa 2101 ekor satwa dari 220 spesies.

Pada Tahun 2015 BLUD Taman Margasatwa Ragunan berubah namanya menjadi Kantor Pengelola Taman Margasatwa Ragunan sesuai dengan Perda Nomor 12 Tahun 2014 tentang Organisasi Perangkat Daerah. ●Red/DNH

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *