2025-05-26 7:42

Kekuatan Korupsi

Share

Aristoteles menggambarkan korupsi seperti kanker dalam sebuah negara. Ia tidak terlihat pada awalnya, tetapi perlahan-lahan menyebar, merusak, dan melemahkan segala hal yang menopang kehidupan masyarakat.

Korupsi tumbuh dari dua akar utama: ketamakan dan ketidakadilan. Ketamakan adalah hasrat yang tak pernah puas, keinginan untuk memiliki lebih banyak, bahkan jika itu berarti mengorbankan orang.

Disisi lain, Ketidakadilan adalah lingkungan subur di mana korupsi tumbuh, karena hukum dan sistem tidak lagi melindungi yang benar, tetapi mendukung yang memiliki kekuasaan atau uang.

“Bayangkan sebuah pohon besar yang mewakili sebuah negara. Akar pohon itu adalah hukum, moralitas, dan keadilan, menopang batang yang kokoh dan dedaunan yang melindungi rakyatnya. Namun, ketika korupsi merayap ke akar itu, ia mulai menggerogoti fondasinya. Pohon yang dulu kokoh mulai melemah. Cabangnya patah, daunnya gugur, dan akhirnya, ia tidak mampu berdiri tegak lagi. Inilah dampak korupsi ia menghancurkan dari dalam, perlahan tetapi pasti.”

Namun, Aristoteles tidak berhenti pada peringatan dalam setiap bahaya, ada harapan untuk perbaikan. Seperti kanker yang dapat diobati jika dideteksi lebih awal, korupsi pun dapat diberantas jika kita bertindak bersama. Kuncinya adalah keberanian untuk melawan, mulai dari diri kita sendiri. Keberanian untuk berkata “tidak” pada praktik korup, untuk memilih pemimpin yang berintegritas, dan untuk menuntut keadilan di setiap langkah.

Aristoteles mengungkapkan kita sering berpikir bahwa korupsi terlalu besar untuk di lawan. Tetapi, seperti air yang menetes terus-menerus mampu melubangi batu, tindakan kecil yang konsisten dari setiap individu dapat menciptakan gelombang perubahan. Dimulai dari kejujuran dalam tindakan kita sehari-hari, dari kesadaran bahwa uang dan kekuasaan hanyalah alat, bukan tujuan.

Negara yang bebas dari korupsi bukanlah utopia. Itu adalah kemungkinan nyata jika kita bersama-sama menjaga akar-akar moralitas, menegakkan keadilan, dan tidak takut menghadapi kekuatan besar yang mencoba melemahkan kebenaran.

Aristoteles yakin bahwa, keadilan yang ditegakkan dengan keberanian akan selalu lebih kuat daripada kekuasaan yang dibangun di atas kebohongan. Dan ketika korupsi dihentikan, pohon besar itu akan kembali tumbuh, kokoh dan melindungi semua yang hidup di bawahnya.

Pada akhirnya, masa depan suatu bangsa tidak ditentukan oleh seberapa besar kekayaannya, tetapi oleh seberapa besar integritas dan keadilan yang diperjuangkannya. Korupsi mungkin sebuah kanker, tetapi kita adalah penyembuhnya.***

Teropong filsafat

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *