2025-06-06 17:30

Guru Perlu Gencarkan Penyuluhan Anti Bullying di Sekolah

Share

HARIAN PELITA —- Meningkatnya kasus perundungan (bullying) yang terjadi di kalangan remaja dan anak-anak telah menimbulkan keprihatinan bagi para orangtua, pendidik, pegiat sosial termasuk Presiden RI.

Dampak bullying membekas secara fisik maupun psikologis pada korbannya, menjadi alasan kuat agar Pemerintah melakukan langkah cepat dan tegas untuk menekan bahkan menihilkan kasus bullying di Tanah Air.

“Tapi tidak mungkin Pemerintah bisa selesaikan masalah bullying sendirian. Harus ada partisipasi orangtua, masyarakat termasuk sekolah dan guru untuk mengantisipasi bullying,” jelas Komisioner Bidang Hukum Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah (KPAID) Kota Bekasi Novrian kepada para guru, siswa SMK Ananda di Bekasi, Jawa Barat baru-baru.

Menurutnya, guru dan sekolah punya peran penting sekaligus posisi yang strategis untuk melakukan intervensi kepada siswa dalam rangka mengatasi bullying di kalangan remaja.

Berlatar hal itu maka perlu diberikan pelatihan bagi para guru maupun siswa pengurus Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) untuk melakukan penyuluhan anti bullying di sekolah. Karenanya KPAID Bekasi menyambut baik inisiatif Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Bhayangkara Jakarta Raya (Fikom Ubhara Jaya) menyelenggarakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat berupa pelatihan dan pemberdayaan guru SMK Ananda Bekasi untuk menggencarkan penyuluhan anti bullying pada remaja.

“Peran guru bukan saja melakukan sosialisasi tapi juga membuka diskusi sekaligus pengawasan jika telah terjadi bullying di lingkungan sekolah,” jelas Novrian yang juga dosen Fikom Ubhara Jaya.

Pihak SMK Ananda Bekasi yang diwakili Wakil Kepala Hubungan Industri, Yulianto menyambut baik kehadiran KPAID Bekasi dan Fikom Ubhara Jaya yang peduli terhadap maraknya kasus bullying di kalangan remaja, khususnya siswa Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) di wilayah kota Bekasi. Pemberdayaan guru dan sekolah dalam penyuluhan anti bullying adalah langkah positif demi menyelamatkan remaja dari tindakan kekerasan.

Sementara Ketua Tim Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Fikom Ubhara Jaya, Metha Madonna membenarkan peran penting dan strategis guru dalam upaya melakukan penyuluhan anti bullying. Maka perlu diberikan pelatihan mengenai metode dan teknik penyuluhan yang tepat untuk audiens usia sekolah atau remaja.

Perlunya pembekalan karena penyuluhan bukan sekadar sosialisasi dan berbagi informasi tapi tujuannya adalah perubahan perilaku.

“Para guru dapat melakukan penyuluhan secara kelompok dengan ceramah dan diskusi. Tapi baik juga secara individual lewat komunikasi interpersonal sehingga siswa nyaman untuk berkonsultasi atau memberi info jika terjadi bullying di sekitarnya,” jelas dosen yang juga praktisi penyuluhan dan komunikasi pembangunan tersebut.

Penyuluhan yang dilakukan melalui diskusi, interaksi dan cenderung memberi kesempatan bagi siswa untuk berkonsultasi, pastinya akan memberi hasil yang efektif. Beranjak dari komunikasi dalam kelompok atau keluarga, biasanya informasi soal bullying atau indikasi terjadinya kekerasan akan lebih mudah didapat sehingga bisa cepat ditangani. Proses selanjutnya akan ditindak lanjuti sekolah bersama KPAID.

Melihat kemanfaatan kegiatan PKM yang bertujuan memberdayakan guru SLTA untuk melakukan penyuluhan partisipatif, maka kegiatan pelatihan melakukan penyuluhan bagi guru SMK Ananda adalah awal yang akan diikuti kegiatan serupa di sekolah lainnya di wilayah kota Bekasi. ●Red/Mth

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *