HARIAN PELITA — Usai aksi damai memperingati Hari Lingkungan Hidup Dunia Kamis 9 Juni 2022, Komite Mahasiswa Peduli Lingkungan Hidup (KMPLH). menuai tanggapan.

Akademisi Universitas Pertahanan dan Doctor Lingkungan Hidup DR Yanto mengapresiasi aksi massa peringatan Lingkungan Hidup Dunia yang dilakukan KMPLH. Sabtu, (11/6/2022).

Ia sependapat dengan pernyataan sikap KMPLH, Mendesak pemerintah daerah melayani masyarakat dengan air permukaan. Optimalkan Perusahaan Daerah melayani masyarakat Akan kebutuhan air Permukaan.

Air permukaan kita melimpah baik yang mengalir di sungai maupun yang tertampung pada cekungan-cekungan alami dan buatan.

Meski Secara kualitas memang tidak memenuhi syarat air bersih apalagi air minum jika dimanfaatkan secara langsung.

Yanto mengatakan, “Namun kita punya teknologi yang dapat mengubah kualitas air permukaan tersebut sehingga layak untuk dikonsumsi sebagai air minum,” kata Yanto.

Menurut Yanto, Air tanah sebaliknya. Dari segi kualitas sangat bagus, karena ketika mengalir di tanah, terjadi proses purifikasi alami. Meskipun tidak semua bahan pencemar dapat dihilangkan. E Coli misalnya. Di beberapa daerah di Jakarta, kadar E Coli sudah sangat tinggi, jauh di atas ambang batas yang dipersyaratkan.

Yanto mengatakan, “Dari segi kuantitas, air tanah sangat terbatas. Itu karena daya tampung tanah dibatasi oleh porositasnya,” kata Yanto.

Selain itu, pengisian kembali air tanah memerlukan waktu yang cukup lama. Ketika air tanah dieksploitas secara masif, tanpa disertai pengisian kembali yang seimbang, maka kuantitasnya akan terus menurun. Dampak turunannya bisa bermacam-macam. Turunnya kualitas air tanah dan juga turunnya muka tanah.

“Saya setuju untuk mendorong pemerintah mengoptimalkan perusahaan air minum di daerahnya masing-masing agar mampu melayani kebutuhan air seluruh penduduknya dari air permukaan,” pungkas Yanto. ●Red/Gun