2025-05-24 22:00

Tujuan OPSI Undang Jurnalis Meningkatkan Pengetahuan Isu HIV-AIDS

Share

HARIAN PELITA —  Organisasi Perubahan Sosial Indonesia (OPSI) mengundang sejumlah jurnalis tentang HIV-AIDS. Jeko mengatakan program penguatan sistem komunitas (community system streghtening) and reducing human right barriers for access to health tak lain bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam meliput isu HIV-AIDS.

Kehadiran sejumlah wartawan diharapkan olehnya menjadi bagian dari tombak informasi publik. Selain itu, pemberitaan tentang HIV-AIDS dapat dijelaskan terhadap masyarakat tanpa memojokkan suatu kelompok. Tentang hal tersebut, berita yang termuat dapat mengedukasi masyarakat dan objektif.

“Di sini kami menghadirkan narasumber juga bergerak di bidangnya sendiri. Kita juga menginformasikan bagaimana teman-teman bisa serta menginformasikan bagaimana tentang penularan HIV-AIDS. Atau bagaimana terkait isu dan perkembangan terkini,” kata Jeko yang juga sebagai panitia pelaksana, Jum’at (24/6/2022).

Menurutnya, seiring waktu berjalan jumlah jurnalis kian bertambah dan pentingnya dalam hal ini memberikan informasi yang relevan khusus isu HIV-AIDS. Dalam kesempatan ini, diutarakan Jeko, berbagai narasumber kompeten dihadirkan.

Isu tentang HIV-AIDS dinilai olehnya seperti fenomena puncak es. Dengan ini, dia meminta agar wartawan membuat karya jurnalistik dengan signifikan. Bahkan, OPSI juga akan memberikan reward terhadap wartawan merilis berita terkait isu kesehatan ini. Narasi berita diminta tidak terkandung stigma negatif terhadap pupulasi kunci. Serta mampu mengembangkan publikasi sesuai dengan fakta medis.

” Di rundown jalannya acara itu juga kita di sini menghadirkan Kementerian Kesehatan, kita juga menghadirkan dokter yang mempunyai yang mempunyai keterkaitan sistem reproduksi, bagaimana tentang kesehatan reproduksi,” ujar Jeko kepada harianpelita.id di Jakarta Pusat.

Sementara, Jaringan Indonesia Positif (JIP) melalui dukungan dari The Global Fund ATM dan Indonesia Aids Coalition (IAC) akan memberikan penghargaan atau reward terhadap jurnalis atau wartawan yang fokus mengangkat isu HIV-AIDS. Adapun syarat yang harus dipenuhi dikatakan oleh Bayu Karyadi dikirim melalui email berupa konsep proposal. Namun, konsep proposal terkait HIV-AIDS ini ditutup hingga 30 Juni 2022. Karya jurnalis tersebut dipastikan akan diseleksi terlebih dahulu.

“Mau jurnalis independen atau di bawah agency itu nanti setelah kita seleksi kita akan kasih reward. Nanti ada proses selanjutnya kita hubungin apabila masuk proses seleksi ini,” ungkapnya.

Ia menambahkan, Journalism On Traning HR Issues and HIV dianggap menarik khususnya dikalangan wartawan. Isu bersifat sensitif seperti HIV-AIDS bisa menjadi pembelajaran terutama pekerja media. Namun, Bayu menjelaskan dengan adanya reward tersebut untuk menghargai kerja keras jurnalis. Lebih jauh, JIP menginginkan HIV-AIDS tidak dipandang sebelah mata.

“Agar mengakhiri AIDS di tahun 2030 ini tercapai sesuai dengan program pemerintah. Harapannya untuk teman-teman jurnalis jadi dengan adanya reward ini kita menghargai hasil kerja kerasnya jurnalis yang ingin menulis tentang HIV AIDS,”  tetap Bayu. ●Red/Dw

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *