2025-07-09 7:10

“Sahabat Anak” Film Inspiratif Perjalanan 55 Tahun Kak Seto Tayang Akhir Tahun 2025

Share

HARIAN PELITA — Film Sahabat Anak resmi memulai proses produksi dan siap tayang perdana pada Hari Anak Sedunia 20 November 2025.

Film bergenre drama musikal keluarga ini terinspirasi dari kisah hidup Seto Mulyadi atau lebih dikenal sebagai Kak Seto, sosok ikonik pelindung dan sahabat anak-anak Indonesia selama lebih dari 55 tahun.

Disutradarai Irham Acho Bahtiar dan diproduksi oleh Heart Pictures bersama Rumah Semut Films, film ini menjadi persembahan spesial untuk anak-anak dan keluarga Indonesia.

Produksi ini juga melibatkan lebih dari 100 anak dari berbagai daerah yang ikut serta dalam proses audisi dan syuting, menjadikan Sahabat Anak sebagai salah satu film keluarga berskala besar yang digarap secara serius dan ramah anak.

Awal mula film ini berangkat dari sebuah novel berjudul “Kakak Batik”, yang ditulis berdasarkan pengalaman Kak Seto bersama anak-anak pemulung di kawasan Blok M, Melawai.

Sosok Kak Seto yang dikenal sebagai “kakak berbaju batik” kemudian menjadi inspirasi utama kisah dalam novel tersebut. Setelah mendapat sambutan positif dari kalangan media dan masyarakat, ide untuk mengangkat cerita ini ke layar lebar pun disepakati.

“Saya menulis kisah ini sebagai bentuk penghormatan terhadap perjalanan saya dan pesan moral yang pernah saya terima dari almarhum Pak Kasur pada tanggal 23 September 1970. Beliau berpesan agar saya meneruskan perjuangannya dalam mendidik dan melindungi anak-anak Indonesia. Amanah itu saya jalankan hingga hari ini,” ujar Kak Seto.

Sutradara Irham Acho Bahtiar mengungkapkan bahwa film ini sudah dirancang sejak beberapa tahun lalu.

Namun baru menemukan “jodoh produser” ketika bertemu dengan Herty Purba dari Heart Pictures.

“Sebagai penggemar Kak Seto sejak kecil, saya merasa film ini wajib diwujudkan sebagai dokumentasi sejarah. Mumpung Kak Seto masih sehat, kita bisa syuting langsung dengan beliau,” kata Acho.

Menariknya, Sahabat Anak diproduksi tanpa pendanaan resmi dari pemerintah, namun mendapat dukungan moral dari berbagai pihak, termasuk Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA).

Syuting dilakukan di berbagai lokasi, seperti Ciawi, Bogor, dan Kota Tua Jakarta, untuk menghadirkan nuansa tahun 1970-an.

Film ini mengangkat dua latar waktu—masa lalu dan masa kini—dimana Kak Seto tengah mempersiapkan reuni karakter legendaris “Si Komo”.

Tantangan terbesar dalam produksi adalah mendirect anak-anak. “Banyak kru yang belum terbiasa menghadapi anak-anak. Tapi Kak Seto selalu memberi pesan: hadapi anak-anak dengan senyuman, bukan kemarahan,” ungkap Acho.

Film ini juga akan menghadirkan lebih dari 10 lagu, termasuk lagu-lagu legendaris Pak Kasur yang diaransemen ulang, serta lagu-lagu baru yang diciptakan khusus untuk film ini. ●Redaksi/Satria

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *