HARIAN PELITA — Kasus hukum Jessica Iskandar memasuki babak baru yang seru. Persidangan mulai digelar. Bahkan semakin sengit adu argumentasi antar kedua pihak sedang berseteru.

Togar Situmorang, kuasa hukum Christoper Stefanus Budianto alias Steven menegaskan tidak keberatan jika pihak Jessica Iskandar menuntut balik tuntutan dilayangkan kliennya. Ia justru bersikap santai dengan keputusan sang artis.

“Itu haknya dia (Jessica Iskandar), mau jungkir balik, mau hak balik, mau nari-nari itu haknya dia. Kami enggak ada urusan, emang gue pikirin?”ujar Togar Situmorang usai menjalani persidangan di Pengadilan Negeri, Jakarta Selatan, Rabu (7/12/2022).

Lebih lanjut, Togar kemudian menyinggung laporan Jedar di Polda Metro Jaya.

Ditambah lagi adanya desakan dari ibu dua anak tersebut agar kliennya harus hadir selama proses hukum berlangsung.

“Sama juga dia laporin ke Polda Metro Jaya, silahkan. Itu haknya dia enggak usah nyuruh-nyuruh klien saya harus hadir. Emang siapa dia (Jessica Iskandar)? dia cuma artis kok betul gak? Apa saya nggak praktisi hukum? Saya bahkan pengacara,” jelasnya.

Tahap persidangan telah memasuki tahap pembacaan gugatan dari kedua belah pihak.

Togar punya alasan mengapa kliennya belum juga menampakkan diri setelah dihadapkan kasus ini. “Beliau di luar negeri yang belum memungkinkan pulang,” imbuh dia.

“Genderang perang bukan dari kami, tapi dari Jessica dan Vincent kalau kami dilaporkan ya pasti ngelawan,” tutur Togar Situmorang.

Terkait pengakuan Jessica Iskandar yang mengaku menjadi korban penipuan dengan kerugian hampir Rp 10 miliar.

Kemudian, wanita yang akrab disapa Jedar itu pun bekoar-koar ditipu oleh mantan rekan bisnis bernama Steven yang telah menggelapkan dana investasi untuk bisnis rental mobil mewah.

Namun pengakuan Jessica Iskandar dibantah oleh pihak Steven. Bahkan ibu dua anak itu disebut sebagai pembohong dan playing victim. Hal tersebut dikatakan oleh Togar Situmorang, kuasa hukum Steven.

Terkait kasus yang sedang kita hadapi bahwa Jessica Iskandar sebagai korban dengan kerugian mencapai Rp 10 miliar adalah salah besar,” tegas Togar Situmorang. ●Red/Satria