2025-06-08 8:33

Tiga Oknum Wartawan Memeras Kepala SMKN 1 Sukabumi Ditangkap

Share

HARIAN PELITA SUKABUMI — Tiga oknum wartawan ditangkap aparat kepolisian Polres Sukabumi Kota, Jawa Barat (Jabar).

Dengan modus konfirmasi berita terhadap Kepala Sekolah SMKN 1 Sukabumi perihal Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB). Pihak sekolah menduga jadi korban pemerasan ketiga oknum wartawan.

Oknum wartawan tersebut meminta uang hingga mencapai Rp17,5 juta di SMKN 1 Sukabumi. Oknum wartawan diamankan Polres Sukabumi ini juga menyambangi sekolah dengan alasan meminta konfirmasi terkait penyaluran Bantuan Operasional Sekolah (BOS).

RG, MN dan DS oknum mengaku-ngaku wartawan berhasil ditangkap anggota Polres Sukabumi Kota termasuk barang buktinya.

Kapolres Sukabumi Kota AKBP SY Zainal Abidin menyampaikan ketiga oknum wartawan diduga melakukan pemerasan di SMKN 1 Sukabumi telah diproses. Kini, polisi tengah melakukan penyelidikan terhadap ketiga orang wartawan.

“Saat ini masih proses lidik posisi sebagai pelapor dan terlapor,” ujar Kapolres Sukabumi Kota.

Sementara Kepala Sekolah SMKN 1 Sukabumi Juanda mengatakan, tiga oknum wartawan tersebut mengaku dari media yang berbeda-beda. Mulanya mereka mendatangi sekolah dengan tujuan mengkonfirmasi terkait penyaluran dana BOS dan pelaksanaan PPDB.

“Kami kemudian menjawab berbagai pertanyaan. Lalu para oknum wartawan itu mengancam akan memberitakan keburukan sekolah. Bahkan, salah satu dari oknum wartawan tersebut membentak-bentak kami,” ujar Juanda, Jum’at (24/6/2022).

Lanjut Juanda, ketiga oknum wartawan melakukan negosiasi untuk tidak jadi memberitakan keburukan sekolah. Bila negosiasi itu sesuai, maka berita buruk diganti dengan pemberitaan profil sekolah. Ketiga oknum ini, menurutnya memasang tarif mulai dari Rp17,5 juta, Rp15 juta, Rp10 juta, sampai Rp5 juta.

“Kami menilai permintaan ketiga oknum wartawan ini ada indikasi pemaksaan karena mereka tetap meminta uang Rp 15 juta. Lalu, kami berinisiatif melaporkan hal tersebut ke polisi. Saya tahu aturan media seperti apa, maka saya anggap itu ada indikasi pemerasan dan saya lapor polisi,” jelasnya. ●Red/DW

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *