2025-06-06 14:47

Anies Baswedan Nyapres, Politik Indonesia Menggeliat, Suhu Panas Dingin

Share

HARIAN PELITA —- Dua nama dikabarkan akan bertarung pada Pemilihan Presiden tahun 2024 mendatang yakni Anies Baswedan dan Prabowo Subianto.

Head To Head, antara Anies Baswedan yang telah diusung Partai NasDem dan Prabowo Subianto calon kuat dari Partai Gerindra.

Surya Paloh, Ketua Umum Partai NasDem telah mengibarkan bendera mengusung Anies Baswedan di deklarasikan berapa waktu lalu.

Bahkan Surya Paloh membebaskan Anies Baswedan mencari sendiri Calon Wakil Presiden, dan meminta juga agar Anies melakukan pendekatan ke Partai Demokrat dan PKS.

Partai NasDem memunculkan Anies Calon Presiden 2024, suhu politik panas dingin. politik Indonesia pun menggeliat Partai-Partai yang semula “bekoar” kini mungkin panas dingin.

Sementara itu Partai Keadilan Sejahtera (PKS) merespons positif keputusan Partai Nasdem. Menurut PKS, Anies memiliki rekam jejak yang baik.

Partai Demokrat juga menghormati keputusan Nasdem yang mengajukan Anies Baswedan sebagai bakal calon presiden.

Ketua Umum Demokrat AHY mengaku Nasdem sudah berkomunikasi dengannya sebelum mengumumkan nama Anies Baswedan.

Wakil Ketua Umum Partai NasDem, Ahmad Ali, menanggapi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang menyebut Anies Baswedan telah melakukan politik identitas. Menurutnya, tiap manusia pasti pernah berbuat salah.

“Mana ada manusia yang sempurna. Mana ada manusia yang tidak pernah melakukan kesalahan. Semua manusia pasti pernah melakukan kesalahan,” kata Ali kepada wartawan pekan lalu.

Anies dinilai menjadi sosok yang mampu meneruskan pembangunan di Indonesia. Mantan Menteri Pendidikan tersebut juga memiliki prinsip dan perspektif yang sejalan dengan Partai NasDem.

Nama Anies memang masuk ke dalam tiga kandidat calon presiden diumumkan Ketua Umum NasDem Surya Paloh dalam rapat kerja nasional partai tersebut Juni lalu. Dua nama lainnya adalah Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Panglima TNI Andika Perkasa.

Ali menjelaskan, kala menjalankan tugasnya sebagai Gubernur, Anies tidak diskriminatif dalam menjalankan kebijakannya. Ia mengatakan hal ini menunjukkan bahwa Anies tidak mengulangi kesalahannya.

“Nah bagi NasDem yang diukur itu adalah ketika Anies menjadi Gubernur, apakah dia melakukan kesalahan berulang? Dalam artian bahwa ketika Anies menjadi Gubernur itu, dia diskriminatif tidak dalam melaksanakan kebijakannya?,” ujarnya.

Ali menilai Anies menjadi salah satu Gubernur yang menjaga toleransi. Menurutnya, Anies bisa menjaga kerukunan antar umat beragama di DKI Jakarta.

“Dia menjadi Gubernur untuk semua golongan, mengizinkan umat Kristen membangun gereja, memberikan izin, menggunakan APBD untuk membantu Sekolah Minggu, dan lainnya,” ujarnya.

Sementara itu Wakil Ketua Dewan Pembina PSI Grace Natalie menegaskan bahwa partainya tidak akan mendukung Anies Baswedan dalam Pilpres 2024. Ia menyebut Anies telah melakukan politik identitas dalam gelaran Pilkada lalu.

Kendati tidak dilakukan secara terang-terangan, kata Grace, namun Anies Baswedan berdiam diri mengikuti alur dan menikmati hasilnya.

“Jadi buat PSI sangat jelas Capres yang kami dukung haruslah orang yang gak bertentangan dari nilai dasar PSI, anti korupsi dan anti intoleransi,” kata dia.

Selain menyatakan tak mendukung Anies Baswedan, PSI pun mendeklarasikan dukungannya kepada Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo untuk menjadi calon presiden. Ganjar, menurut Grace Natalie, lebih sejalan dengaan prinsip dasar mereka. 

Wakil Sekretaris Dewan Syuro PKB Maman Imanulhaq menilai langkah Partai NasDem mengusung Anies capres itu sebagai strategi memenangkan Pilpres 2024.

Menurut dia, Anies bisa menjadi alat untuk mendongkrak elektabilitas NasDem di Pilpres mendatang.

“Saya melihat parpol-parpol hari ini jalankan strateginya untuk memenangkan atau perkuat meningkatkan perolehan suara di 2024.

Salah satu strategi menguatkan siapa capres yang bisa nambah elektabilitas partainya,” ujar Maman di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (5/10/2022).

Ia kemudian mencontohkan strategi serupa seperti yang dilakukan oleh Partai Gerindra dan PKB yang resmi berkoalisi. Keduanya pun sama-sama mengusung ketua umumnya sebagai capres.

Sedangkan Direktur Eksekutif Indonesian Presidential Studies (IPS) Nyarwi Ahmad mengatakan, dinamika politik dalam tubuh Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) masih sangat longgar dan dinamis.

Namun kedepan, kata dia, KIB bisa melakukan konvensi atau mencalonkan sosok dari kalangan sendiri.

“Kenapa KIB tidak adakan konvensi mencari capres cawapres potensial ? bisa menjaring atau menentukan sosok capres yang menjadi daya tarik, ini menjadi apa yang ditawarkan KIB. Entah dari salah satu ketua partai misalnya Pak Airlangga,” kata Nyarwi, Rabu (5/10/2022).

Tiga parpol anggota KIB, yaitu Partai Golkar, PPP dan PAN tengah intensif melakukan pendekatan ke sejumlah partai. ●Redaksi/Alia/02

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *