
Bagi Hasil Anggota Menurun, Koperasi Silip Bersatu Diduga Lakukan Pemotongan
HARIAN PELITA — Ketua koperasi Silip Bersatu Desa Silip Kecamatan Riau Silip Kabupaten Bangka membantah tudingan bahwa berkurangnya nilai bagi hasil terhadap anggotanya beberapa bulan terakhir karena ada pemotongan oleh pengurus, akan tetapi berkurangnya bagi hasil tersebut dikarenakan hasil produksi buah itu menurun.
Hal tersebut dikatakan Amsar saat di konfirmasi melalui pesan sms. Dirinya mengakui memang ada penurunan bagi hasil dan anggota tidak mau menerima penjelasan dari kami, ujarnya.
“Betul ada penurunan pembagian hasil kepada para anggota dikarenakan produksi buah sawit menurun ,maka bagi hasil mereka perbulan juga menurun,” tulis Amsar melalui pesan sms.
Amsar pun membantah bila dikatakan tidak ada penjelasan akan penurunan hasil produksi, tetapi mereka tidak mau menerima penjelasan dari kami sehingga ada penolakan dan akan di laksanakan rapat ulang.
“Mereka tidak mau mendengarkan penjelasan dari kami. Kami dari pengurus menunggu keputusan badan pengawas . Karena badan pengawaslah yang bisa menentukan kapan rapat akan di laksanakan terimakasih,” kembali tulis Amsar melalui pesan smsnya.
Sementara bantahan tersebut sepertinya belum bisa di terima oleh anggota koperasi,salah satu dari anggota koperasi itu sendiri yang meminta namanya tidak di sebutkan mengatakan, sebenarnya rapat anggota tahun buku 2022 pada bulan juli yang lalu sebenarnya bisa di terima bila pengurus tersebut bisa menjelaskan apa penyebab bagi hasil tersebut menurun drastis.
“Permasalahan itu muncul pada tahun 2023 ini juga. Lantaran penjelasan pada saat rapat tersebut pengurus tidak bisa menjelaskan kenapa bagi hasil tersebut menurun yang cukup drastis. Sejak januari bagi hasil tersebut berkisar 1,8juta perbulannya hingga bulan april.Tiba tiba bulan mei juni anggota mendapatkan 1,2 juta perbulannya, Bulan juli turun lagi menjadi 600 ribu perbulan. Artinya dalam hal ini dugaan kami ada pemotongan sebesar 600 ribu.Oleh sebab itu uang tersebut di kemanakan, Dan di gunakan untuk apa,” tanya anggota koperasi sembari kecewa.
“Bila dihitung dari 415 orang anggota di kali 600 ribu jumlah uang yang di potong Rp249.000.000 perbulannya untuk satu bulan mei saja, artinya bila di tambah bulan juni,dan bulan juli sudah bisa di bayangkan nilai yang lumayan besar.
Selama tiga bulan tersebut dugaan kami nilainya hampir milyaran. Kalau kondisi penurunan hasil peroduksi buah menurun apakah secepat itu ada peningkatan pembagian hasil kembali.
Sehingga pada bulan agustus menjadi 1,1juta lebih penambahan peranggotanya. Nah inikan ada apa tiba tiba perubahan meningkat drastis juga setelah adanya gejolak usai rapat yang di tolak oleh anggota tersebut, Ya dugaan kami selaku anggota artinya ada ketidakberesan pada pengurus koperasi ini.
Selain itu masih dikatakan dari pengurus koperasi tersebut menjawab berbeda beda tentang penurunan bagi hasil kepada anggota tersebut.
“Tiga orang pengurus, Yaitu bendahara, Badan pengawas dan ketua bidang pengawas. Ada yang mengatakan hasil produksi buah menurun, Ada sumbangan untuk masjid, Pengurukan tanah puru untuk jalan. Akan tetapi kuwitansi dan bukti bukti otentik tidak ada. Kalaupun ada sumbangan untuk masjid di berikan kepada siapa yang menerimanya di transfer ke rekening siapa. Begitu pula dengan membuat jalan puru, Lokasinya dimana, Panjangnya berapa dan mana proposalnya. Nah dalam hal ini tidak ada penjelasan yang transparan sehingga terjadilah penolakan hasil dari LPJ RAT pada waktu itu sehingga anggota koperasi menginginkan pengurus koperasi untuk mengundurkan diri dan meminta untuk rapat ulang atau rapat luar biasa,” Beber sala satu anggota koperasi tersebut penuh kecewa saat di temui media ini di salah satu warkop di Simpang Lumut, Sabtu (26/08/2023).
Sementara Sumanto selaku badan pengawas koperasi sudah di upayakan konfirmasi melalui pesan whatappnya namun hingga berita ini di turunkan belum juga ada tanggapan. dan pihak pihak terkaitpun dalam upaya konfirmasi. ●Red/Hry