2025-05-24 21:11

Direktur RSUD Depok Minta Cegah DBD Warga Jaga Kebersihan Lingkungan

Share

HARIAN PELITA DEPOK – Di tengah masa pandemi, kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) mulai meningkat dan hal tersebut harus di waspadai. DBD yang disebabkan oleh virus Dengue, ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes.

Sementara itu untuk di Depok kasus DPD ini masih dapat ditangani kenaikan kasus tersebut, pihak Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Depok terus mengantisipasi bila ada lonjakan dari DBD tersebut.

Direktur RSUD Depok dr. Devi Maryori mengungkapkan, kasus DBD untuk di Kota Depok bulan Oktober hingga November 2021 mengalami kenaikan.

“Kenaikan kasus DBD ini, yang biasa hanya sampai 5, ini bisa tiga kali lipatnya dan puncak kenaikan pada Oktober hingga Nopember ini,” kata dr Devi Maryori, didampingi Manager Duty RSUD Depok Heru, saat jumpa pers di Aula BD gedung RSUD Kota Depok, Jalan Raya Sawangan, Kecamatan Sawangan  Kota Depok, Rabu (01/12/2021).

Lebih jauh dr. Devi mengungkapkan kenaikan cukup signifikan yang terjangkit virus DBD ini terjadi mulai dari Juni hingga Juli lalu, naik melesat tajam hingga mencapai 3 kali lipat begitu pula di bulan Oktober hingga Nopember 2021.

“Antisipasi menghadapi lonjakan virus DBD di tengah masih berjibaku melawan virus Covid -19, namun tetap kita berupaya menjaga kapasitas rumah sakit untuk dapat menampung semua pasien,” jelasnya.

Langkah prepentif (pencegahan) yang diambil, menurut dr. Devi dengan antisipasi gelombang tiga dari dua virus bersamaan, DBD dan Covid-19, yaitu mendapatkan pertolongan sehingga pasien bisa mendapatkan pengobatan.

Berdasarkan data, lanjut dr. Devi tercatat ada 30 pasien di bulan awal Oktober. Lalu di bulan November tiba-tiba langsung melejit hingga mencapai 80 pasien, dengan rata-rata mayoritas terjangkit adalah anak usia balita hingga SMP, paparnya.

Dari kasus yang ada, rata-rata kenaikan hanya 20 pasien saja. Untuk kali ini kenaikan dapat mencapai sebesar 50 pasien dalam kurun waktu tidak sampai sebulan.

“Sebagai rumah sakit pusat rujukan pelayanan menerima pasien, yang dikirim atau datang langsung maupun rujukan dari Faskes di bawah RSUD. Selain itu untuk ruangan serta tenaga SDM termasuk obat-obatan juga sudah dipersiapkan. Kapasitas tempat tidur untuk di lantai 6 anak dan lantai 7 dewasa tidak hanya untuk DBD tapi juga penyakit dalam perawatan anak dan Ibu,” ungkapnya.

Sedangkan untuk pasien perawatan Covid, lanjut dr. Devi, gedung tersendiri berada di Kenanga, yang kita sediakan bad sebanyak 42 di lantai 7 dan anak ada 30 bad.

“Perjalanan waktu jika ada lonjakan maka akan ditambah di lantai 8 dan lantai 5 ICU,” tambahnya.

Direktur RSUD Depok juga menjelaskan, ada banyak faktor penyebab naiknya kasus DBD di Kota Depok, yaitu para karyawan kebanyakan kerja stay at home karena ada pembatasan mobilitas sehingga mengabaikan kebersihan sekitar lingkungan rumah.

“Faktor penunjang lainnya adalah sudah lama anak tidak masuk sekolah setelah masuk kebersihan lingkungan tidak dijaga, sehingga demikian dapat berpotensi menjadi sarang nyamuk serta bisa juga banyak kain hordeng kaca yang tidak dibersihkan dapat menjadi sarang nyamuk kumpul, ” jelasnya.

Ia pun berpesan agar tetap jaga kebersihan, bila di halaman ada kaleng bekas dikubur dan pot bunga yang rawan genangan air harus dikuras dan dibersihkan.

“Alhamdulillah kasus DBD sampai saat ini masih terkendali aman dan belum ada korban meninggal, ” tambahnya.
●Red/Eca

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *