2025-05-25 7:05

Dukung Program Nasional SMAN1 Kulisusu Tanam Ribuan Bibit Holtikultura

Share

HARIAN PELITA — Dalam rangka mendukung program nasional di bidang Ketahanan Pangan (Ketapang). Sebanyak 917 orang siswa dan 72 orang guru dan tenaga Tata Usaha, serta Dharma Wanita Persatuan (DWP) SMAN 1 Kulisusu, Kabupaten Buton Utara berpartisipasi melakukan aksi menanam 18.680 bibit tanaman holtikultura.

Kepala Sekolah SMAN 1 Kulisusu, Arwis, S.Pd., MM mengatakan instruksi Kadis Dikbud untuk seluruh SMU/SMK dan SLB melakukan penanaman cabai, tomat dan bawang sudah mendapat respon luar biasa bagi seluruh kepala sekolah di 17 kabupaten kota di Sultra.

Kata Dia, program Ketapang diluncurkan oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), Yusmin kerjasama dengan Pemerintah Provinsi dalam hal ini Pj. Gubernur Sultra Andap Budi Revianto.

Kegiatan tersebut bertujuan untuk mengurangi inflasi daerah. Pasalnya, Sultra berpotensi sebagai daerah yang terkena dampak inflasi.

“Seruan bagi siswa dan guru untuk menanam tanaman pangan jenis hortikultura itu sebagai salah satu upaya menekan laju inflasi di daerah,” kata Arwis, Sabtu, 25 November 2023.

Arwis menegaskan, upaya yang dilakukan siswa SMAN 1 Kulisusu untuk mengendalikan inflasi patut dicontoh oleh masyarakat. Dengan demikian ketersediaan sayuran pun tercukupi, harganya pun terjangkau sehingga tidak terjadi inflasi yang terlalu tinggi.

Dirinya, mengapresiasi dan mengucapkan terima kasih kepada seluruh dewan guru dan Dharma Wanita Persatuan (DWP) Sekolah SMAN 1 Kulisusu, telah berpartisipasi penuh melakukan monitoring, pengawasan dalam hal penyiapan lahan sampai pelaksanaan penanaman pada hari ini.

“Alhamdulillah semua guru selalu kompak dan selalu melaporkan seluruh kegiatan, baik itu kendala yang dihadapi di lapangan,” ujarnya.

Wakasek Sarana dan Prasarana SMAN 1 Kulisusu, Laode Harun Asdar menambahkan, bibit tanaman holtikultura sebanyak 18.680 itu terdiri dari cabai, dan tomat serta tanaman sayuran lainnya untuk ditanami di sekolah.

Menurut Laode Harun Asdar, khusus di SMA Negeri 1 Kulisusu, pihaknya masih memiliki lahan pekarangan yang memadai untuk bisa ditanami bibit tanaman cabai, tomat maupun maupun tanaman lainnya hingga 9.340 pohon.

“Areal pekarangan di sekolah yang bisa ditanami masih ada seluas 5.000an meter persegi (setengah hektare), meskipun dalam bentuk spot-spot. Hari ini kami baru tanam sebagian bibit saja,” ungkapnya.

Banyaknya jumlah bibit yang disediakan sekolah dan siswa, sementara lahan tidak memadai maka pihak sekolah mencari lahan diluar untuk menanam bibit tanaman holtikultura sesuai target yang diberikan.

“Pihak sekolah menambah 3 lahan lagi, yakni 1 lokasi di Kelurahan Sara’ea dan 2 lokasi di Kelurahan Wandaka,” jelasnya.

Kata Dia, anggaran pengadaan bibit tanaman berasal dari dana khusus SMAN 1 Kulisusu, anggaran partisipasi DWP sekolah, dewan guru. Kegiatan tersebut merupakan partisipasi bersama dan bagian dari pembelajaran bidang prakarya dan bidang tanaman guna mewujudkan siswa gemar bertanam.

Penanggung jawab kegiatan Ketapang sekolah itu mengatakan, gerakan ketahanan pangan yang melibatkan seluruh siswa SMA tersebut dapat membuka keterisolasian para pelajar, artinya siswa tidak hanya menghabiskan waktu monoton di sekolah hanya di dalam ruang kelas belajar saja.

“Sekali-kali hirup udara segar, jangan hanya menatap papan tulis di dalam kelas. Ini tradisi yang harus dibudayakan, gerakan ini mendukung pemanfaatan lahan pekarangan sekolah,” kata Harun.

Ia berharap, keterlibatan SMAN 1 Kulisusu dalam mendukung program ketahanan pangan lokal daerah, apa yang dilakukan hari ini adalah sebuah gerakan ketahanan pangan dalam memberikan kontribusi terhadap upaya pemerintah mengendalikan inflasi yang dimulai dari sekolah,” ucapnya.

“Saat ini masih kemarau, jadi pihak sekolah sudah menyiapkan tower air disetiap titik. Siswa pun diberi tugas secara bergiliran untuk menyiram tanaman guna mengatasi gagal panen. Kalau tanaman ini berhasil, maka pihak sekolah akan berikan hasilnya ke orang tua siswa dan masyarakat,”.

Sementara Ketua DWP SMAN 1 Kulisusu, Misnah mengatakan dua komoditi yang ditanam hari ini sangat mempengaruhi inflasi yakni cabai, tomat dan bawang, sehingga tanaman yang telah ditanam secara massal itu harus dijaga dengan baik agar dapat tumbuh subur.

Misnah mengapresiasi kreativitas dan inovasi yang dilakukan SMAN 1 Kulisusu memanfaat pekarangan sekolah menjadi lahan produktif sehingga menjadi media pembelajaran bagi peserta didik.

Ketahanan pangan tak bisa hanya bertumpu pada kawasan produktif. Pemanfaatan pekarangan sekolah juga harus mulai dipacu. Karena itu adalah sumber pendapatan dan penghidupan kita. Manfaatkan sumber daya alam yang ada, sebab itu adalah potensi yang harus terus dimaksimalkan,” ujarnya. •Redaksi/Man

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *