2025-12-10 13:41

Festival Literasi Dinas Arpusda Diwarnai Pembacaan Naskah Kuno: “Guru Muhir Hipnotis Wabub Lotim dan Para Pejabat”

Share

HARIAN PELITA — Festival Literasi digelar Dinas Arsip dan Perpustakaan Daerah (Arpusda) Lombok Timur tahun ini menghadirkan warna berbeda.

Di tengah rangkaian pameran buku, kelas literasi, dan diskusi publik, panggung utama tiba-tiba hening ketika seorang budayawan Lombok Timur naik ke podium untuk membacakan sebuah naskah kuno; Serat Sinom Srinata, Selasa (9/12/2025).

Budayawan itu Guru Muhir dikenal sebagai mantan Camat Labuhan Haji. Dengan suara khas dan intonasi yang bening, ia membacakan tiga bait utama dari Sinom Srinata, naskah klasik yang memuat ajaran tentang siapa pemimpin sejati, bagaimana ia harus bersikap, dan nilai-nilai apa yang harus ia bawa dalam memimpin masyarakat.

Bacaan itu bukan sekadar lantunan tembang. Guru Muhir tampil penuh penghayatan, menghipnotis para pejabat yang hadir.

Setiap jeda suara dan perubahan tempo seolah membawa para pendengar masuk ke ruang makna yang lebih dalam. Para peserta terlihat terpesona, sebagian mengangguk pelan ketika larik-larik tembang itu dikembangkan menjadi sebuah narasi tentang kepemimpinan yang arif, jujur, dan berakar pada budaya.

Yang paling menarik, terutama bagi peserta festival, adalah kepiawaian sang budayawan—yang sehari-hari berlatar belakang sebagai guru Sekolah Dasar, dalam mengaitkan bait-bait Sinom Srinata dengan konteks birokrasi dan tata pemerintahan modern.

Ia menjelaskan bagaimana nilai dalam serat kuno itu selaras dengan prinsip good governance, profesionalitas aparatur, dan etika kepemimpinan di era kini. Lengkap dengan menyebut pendapat para ahli dengan rujukannya pula.

“Selama ini, ketika ada pembacaan naskah kuno atau memaos, kita hanya di berikan terjemahan diksi nya saja, tidak sperti yang seperti saat ini” komentar salah seorang pejabat yang hadir dalam pembukaan tersebut

“Beda, dengan apa yang saya saksikan hari ini. Guru Muhir begitu piawai menginterpretasikan nya dalam konteks kekinian,” tambahnya.

Di akhir penampilannya, Guru Muhir menyampaikan harapan khusus kepada Pemerintah Daerah Lombok Timur. Ia mendorong Pemda untuk membuka kembali dan meneliti lembaran-lembaran naskah kuno yang tersimpan di Arsip dan Perpustakaan Daerah.

Menurutnya, teks-teks warisan para pini sepuh itu bukan sekadar dokumentasi budaya, tetapi bisa menjadi fondasi kebijakan pembangunan. ●Redaksi/Pan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *